Jurnalnetizen.com – Sebanyak 13 orang tewas pada hari Senin setelah ledakan amunisi kedaluwarsa yang tidak disengaja selama operasi pembuangan militer di Garut, Jawa Barat, menurut Angkatan Darat. Jumlah korban tewas awalnya dilaporkan sebanyak 11 orang.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat di desa Sagara, kecamatan Cibalong, ketika personel Angkatan Darat dari Depo Amunisi Pusat III Angkatan Darat sedang melakukan pembuangan amunisi yang telah dinonaktifkan. Ledakan itu menewaskan empat prajurit dan sembilan warga sipil.
Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana, Kepala Penerangan Umum Angkatan Darat, mengonfirmasi jumlah korban tewas dalam jumpa pers pada Senin sore. Semua korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk.
Ledakan itu terjadi di sebuah lubang yang disiapkan khusus untuk menghancurkan detonator yang telah digunakan pada fase awal operasi. Angkatan Darat mengatakan prosedur pembuangan utama, yang melibatkan dua lubang amunisi lainnya, telah dilakukan sesuai dengan protokol dan selesai tanpa insiden.
“Tiba-tiba, ledakan terjadi dari lubang tempat detonator dipasang, yang mengakibatkan 13 orang tewas,” kata Brigjen Wahyu. “Kami sangat berduka atas gugurnya prajurit dan warga sipil.”
Militer menyebut empat prajurit yang tewas itu adalah Kolonel Antonius Hermawan, Mayor Anda Rohanda, Kopral Eri Priambodo, dan Prajurit Aprio Syeryawan. Sembilan warga sipil yang tewas telah diidentifikasi sebagai penduduk lokal dari daerah sekitar.
Temuan awal menunjukkan bahwa warga sipil mungkin telah mendekati lokasi setelah mendengar ledakan pertama, sebuah praktik yang dilaporkan umum di antara penduduk setempat yang mencari sisa-sisa pecahan logam setelah kegiatan pemusnahan militer. Namun, Angkatan Darat masih menyelidiki penyebab ledakan dan keberadaan warga sipil yang begitu dekat dengan zona bahaya.
Lokasi pemusnahan, yang terletak di tanah milik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) cabang Garut, telah rutin digunakan untuk pemusnahan amunisi dan terletak jauh dari daerah pemukiman.
Brigjen Jenderal Wahyu mengatakan, TNI sudah mengamankan lokasi dan berkoordinasi dengan aparat setempat untuk memastikan keselamatan masyarakat. Area tersebut tetap terlarang sementara tim terus memeriksa bahan berbahaya yang masih tersisa.
“Kami akan melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini,” kata Wahyu. “Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Prajurit yang gugur adalah prajurit yang berdedikasi, dan kami turut berduka cita bersama keluarga warga sipil yang kehilangan nyawa.”
Pembaruan lebih lanjut akan diberikan seiring dengan berjalannya investigasi.