Jurnalnetizen.com – Uni Eropa telah memberikan hak istimewa visa multi-entri kepada warga negara Indonesia yang mengunjungi kawasan tersebut untuk kedua kalinya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Brussels pada hari Minggu.
Pengumuman ini muncul seiring dengan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang telah lama dinegosiasikan, yang akan menghapus tarif pada sebagian besar impor Indonesia ke blok tersebut. Beliau mengatakan bahwa negosiasi selama satu dekade mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif akhirnya telah selesai dan akan segera diratifikasi.
“Dengan gembira saya umumkan bahwa Komisi Eropa telah mengadopsi keputusan tentang visa cascade. Artinya, mulai sekarang, warga negara Indonesia yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya akan memenuhi syarat untuk visa Schengen multi-entri,” ujarnya kepada Prabowo dalam konferensi pers bersama, yang disiarkan langsung oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Visa Schengen multi-entri memungkinkan pemegangnya untuk bepergian bebas melintasi 29 negara Eropa yang tergabung dalam Wilayah Schengen, tanpa harus menjalani pemeriksaan perbatasan antar negara tersebut. Visa ini biasanya dikeluarkan untuk tujuan wisata, bisnis, kunjungan keluarga, atau studi.
Tergantung pada riwayat perjalanan dan kelayakan pemohon, visa multi-entri dapat berlaku selama satu hingga lima tahun, memungkinkan masa tinggal hingga 90 hari dalam periode 180 hari. Fasilitas ini sangat berharga bagi para pelancong yang sering bepergian, karena mengurangi kebutuhan untuk mengajukan visa berulang dan meningkatkan mobilitas untuk keperluan bisnis, pendidikan, dan pertukaran budaya.
Bagi warga negara Indonesia, perkembangan ini diharapkan tidak hanya akan memfasilitasi pariwisata tetapi juga meningkatkan keterlibatan ekonomi dan akademis dengan Eropa.
Von der Leyen mengatakan fasilitas visa ini akan memudahkan warga Indonesia untuk berkunjung, berinvestasi, belajar, dan membangun koneksi dengan Eropa.
Dalam konferensi pers bersama, beliau juga menyoroti nilai-nilai bersama antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Kita berdua adalah negara demokrasi yang dinamis dan beragam. Faktanya, kita mengetahui bahwa semboyan nasional Indonesia adalah persatuan dalam keberagaman dan salah satu kalimat inti kita di Uni Eropa adalah bersatu dalam keberagaman. Jadi, kita memiliki nilai-nilai dan ambisi yang sama,” ujarnya.
“Misalnya, kita berdua berkomitmen pada transisi energi bersih yang tidak meninggalkan siapa pun. Dan saya sangat senang bahwa kemitraan transisi energi adil kita berhasil.”