Jurnalnetizen.com – Produsen keramik di Purwakarta, Jawa Barat, melaporkan adanya penghentian pesanan dari Amerika Serikat tahun ini, meskipun beberapa ekspor berhasil ke pasar tersebut pada tahun 2024.
Pejabat setempat menduga bahwa kebijakan perdagangan proteksionis di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah menyebabkan pembeli Amerika menunda atau membatalkan pesanan mereka.
Kecamatan Plered di Purwakarta dikenal sebagai pusat utama industri keramik, yang menyediakan sumber pendapatan penting bagi banyak penduduk.
Menurut data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Keramik Plered, kabupaten tersebut mengekspor 15 kontainer keramik ke pasar internasional pada tahun 2024, termasuk enam kontainer ke AS. Setiap kontainer bernilai hingga Rp 600 juta ($35.575).
Namun, hingga April tahun ini, hanya dua kontainer yang telah dikirim ke Eropa, tanpa ada pengiriman yang tercatat ke AS.
“Kebijakan perdagangan AS telah menghambat penjualan ekspor bagi produsen keramik, dengan beberapa laporan penundaan pesanan AS karena rezim tarif AS yang baru,” kata Mumun Maemunah, kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Keramik Plered.
Mumun memperingatkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, pendapatan penjualan akan turun signifikan, yang memengaruhi sekitar 700 unit pembuatan keramik di distrik tersebut. Dia mencatat bahwa 30 persen dari bisnis ini sangat bergantung pada ekspor. Beberapa produsen telah mulai merumahkan pekerja sebagai akibatnya.
Pengrajin tembikar lokal Eman Sulaeman, peserta tetap Indonesia International Furniture Expo (IFEX) tahunan, mengatakan dia biasanya mendapatkan tiga kontainer pesanan dari pembeli AS setiap tahun. Namun, pada IFEX terakhir bulan lalu, dia tidak menerima satu pun potensi kerugian pendapatan sekitar Rp 500 juta.
“Saya biasa menjual tiga kontainer keramik ke AS setiap tahun, tetapi tahun ini kami tidak mendapat pesanan apa pun, dan bahkan pesanan Eropa pun masih belum pasti,” kata Eman.
Ia menambahkan bahwa ia tengah mempertimbangkan strategi baru, seperti memperluas tujuan ekspor ke negara-negara Asia dan meningkatkan penjualan domestik, meskipun dengan harga yang lebih rendah, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
Indonesia memiliki beberapa pusat keramik artisan yang telah berkembang pesat dari generasi ke generasi, termasuk Kasongan dan Pundong di Yogyakarta, Jimbaran di Bali, dan Dinoyo di Jawa Timur.
Meskipun ekspor keramik artisan dan porselen Indonesia masih rendah bernilai sekitar $25 juta per tahun industri ini menyediakan kesempatan kerja penting bagi kelompok yang rentan secara ekonomi, termasuk orang tua, ibu rumah tangga, dan pencari kerja yang tidak memiliki keterampilan, khususnya di daerah pedesaan.
Pemerintahan Trump telah mengenakan tarif dasar 10 persen pada barang-barang Indonesia sambil mengancam tarif tambahan 32 persen yang mungkin mulai berlaku dalam tiga bulan ke depan.