Jurnalnetizen.com – Dinas Pendidikan Kota Surabaya secara resmi melarang siswa SD dan SMP bermain game daring populer Roblox, karena kekhawatiran akan konten kekerasan dan potensi dampak psikologisnya terhadap anak-anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan kebijakan ini bertujuan untuk melindungi anak-anak di masa pertumbuhan mereka, yang lebih rentan meniru perilaku virtual.
“Jika Roblox mengandung banyak kekerasan, terutama ketika siswa SD dengan mudah meniru dan mempraktikkan adegan tersebut, maka itu berbahaya,” kata Yusuf, Jumat.
Langkah ini menyusul peringatan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang awal pekan ini mendesak siswa di seluruh negeri untuk berhenti bermain Roblox, dengan mengatakan bahwa game tersebut mengandung perkelahian, kekerasan, dan bahasa yang tidak senonoh.
“Jika pemerintah pusat sudah melarangnya, kami harus menindaklanjutinya,” kata Yusuf.
Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh sekolah di Surabaya, yang menginstruksikan para guru untuk mempromosikan kebiasaan digital yang sehat. “Para guru sudah membimbing anak-anak tentang penggunaan digital yang sehat, kapan harus online, dan konten apa yang pantas,” kata Yusuf. Ia menekankan larangan tersebut bukanlah larangan menyeluruh terhadap teknologi, tetapi seruan untuk pengawasan orang tua untuk melengkapi upaya sekolah.
Larangan Nasional Belum Berlaku
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan belum ada rencana untuk memblokir Roblox secara nasional, meskipun gim tersebut masih dalam peninjauan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Kami akan menunggu evaluasi dari direktorat. Mereka memantau terus, tetapi belum ada rekomendasi,” kata Meutya, Rabu.
Roblox, sebuah platform daring yang memungkinkan pengguna membuat dan memainkan gim buatan pengguna, memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian di seluruh dunia, dengan perkiraan 40 persen di antaranya berusia di bawah 13 tahun. Meskipun Roblox mendorong kreativitas dan keterampilan pemrograman, para kritikus memperingatkan bahwa sifatnya yang terbuka memungkinkan paparan kekerasan dan interaksi yang tidak pantas.
Investigasi tahun 2025 oleh The Guardian dan kelompok riset Revealing Reality menemukan anak-anak berusia lima tahun mengakses konten yang tidak pantas melalui fitur obrolan suara Roblox. Studi tersebut juga menyoroti sistem verifikasi usia yang lemah, yang memungkinkan anak di bawah umur berinteraksi secara bebas dengan orang dewasa.
Bahayanya terkadang merembet ke kehidupan nyata. Pada bulan Juli, kepolisian Kalimantan Timur menangkap seorang pria berusia 20 tahun karena diduga memeras seorang gadis Swedia berusia 15 tahun yang ditemuinya di Roblox. Pihak berwenang mengatakan tersangka memaksa korban untuk mengirimkan materi vulgar, lalu meminta $500 agar merahasiakannya.
Kepala Bagian Keamanan Roblox, Matt Kaufman, mengatakan perusahaan memprioritaskan keselamatan pengguna dan memperkenalkan lebih dari 40 fitur keamanan baru pada tahun 2024 saja. “Kami tetap berkomitmen untuk meningkatkan keamanan dan kesopanan bagi semua pengguna kami,” ujarnya kepada The Guardian.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, mengatakan peringatan menteri tersebut dimaksudkan agar para siswa tetap fokus pada studi mereka. “Bermain game secara berlebihan tidak sehat bagi siswa kami, terutama jika game tersebut mengandung konten kekerasan,” ujarnya.