Jurnalnetizen.com – Shell Indonesia mengumumkan pada hari Rabu bahwa beberapa produk bahan bakarnya tidak tersedia di seluruh SPBU karena kurangnya pasokan tambahan, hanya beberapa bulan setelah perusahaan mengungkapkan rencana untuk mendivestasikan seluruh bisnis ritel bahan bakarnya di negara ini.
Presiden Direktur Ingrid Siburian mengonfirmasi bahwa produk bensin Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ saat ini sedang kehabisan stok di beberapa SPBU, tanpa ada jadwal untuk melanjutkan layanan. Namun, SPBU Shell tetap beroperasi dengan menawarkan Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya, termasuk bengkel dan penjualan pelumas.
“Kami berupaya memastikan kelancaran distribusi dan pasokan bahan bakar di seluruh SPBU kami, berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,” kata Ingrid dalam sebuah pernyataan.
Menteri Energi Bahlil Lahadalia secara terpisah mengatakan bahwa pemerintah telah meningkatkan kuota impor bahan bakar untuk perusahaan swasta. “Semua perusahaan swasta telah menerima kuota yang sama seperti tahun 2024, ditambah 10 persen,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa ketahanan energi nasional tetap berada di bawah kendali negara, dengan Pertamina siap memenuhi permintaan.
Krisis pasokan terjadi seiring Shell mengeksekusi keputusannya untuk keluar dari pasar bahan bakar ritel Indonesia. Pada 23 Mei, perusahaan induk Shell plc mengumumkan penjualan sekitar 200 SPBU miliknya, termasuk 160 lokasi milik perusahaan, kepada perusahaan patungan antara Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Indonesia.
Shell menyatakan bahwa transaksi tersebut, yang diperkirakan akan selesai tahun depan, tidak akan memengaruhi operasi pelumasnya di Indonesia, termasuk pabrik pencampuran berkapasitas 300 juta liter per tahun, fasilitas produksi gemuk yang sedang dibangun di Marunda, dan terminal bahan bakar di Gresik. Merek Shell akan tetap berada di pasar berdasarkan perjanjian lisensi, dengan perusahaan terus memasok bahan bakar kepada mitra bisnis dan konsumennya.
Langkah ini mencerminkan strategi global Shell untuk merampingkan portofolio hilirnya dan mempertajam fokus pada aset-aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi.