Para pemimpin Arab Amerika dan Muslim Amerika Serikat (AS), termasuk mereka yang mendukung Trump dalam pemilu 2024, merespons pernyataan Trump yang menyebut AS akan mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina. Ada dua suara.
Beberapa dari mereka mengkritik gagasan Trump dan beberapa yang lain masih percaya bahwa itu adalah pilihan terbaik untuk perdamaian di kawasan tersebut.
“Kami yakin bahwa ide-idenya, betapapun bermaksud baik, telah membuat banyak orang kesal,” ujar pendiri Arab Americans for Trump, Bishara Bahbah, kepada Reuters, seperti dikutip, Kamis (6/2/2025).
“Kami menentang segala bentuk pemindahan warga Palestina, baik secara sukarela maupun tidak, dari Tanah Air mereka,” sambung pria yang membantu menggalang dukungan untuk Trump di Michigan dan lainnya.
Bahbah masih mendukung Trump. Dia melihat pernyataan Trump itu sebagai pilihan terbaik untuk menghindari konflik di Gaza.
Pendiri Muslims for Trump lainnya, Rabiul Chowdhury, mengatakan meskipun frustasi karena tidak ada solusi jangka panjang yang layak untuk perdamaian Gaza, ia tidak menyesal mendukung Trump.
“Jika kita menyamakan tindakan Trump dengan tindakan Biden dan Harris, kontrasnya tidak dapat disangkal–Trump adalah pilihan yang lebih baik,” ujarnya.
Diketahui, pemerintahan Presiden Joe Biden pada periode sebelumnya berada pada barisan Israel selama perang Gaza, meskipun berulang kali mendesak Israel berbuat lebih banyak untuk meminimalisir jatuhnya korban sipil. Biden juga memuji kesepakatan gencatan senjata yang berlaku di wilayah tersebut.
Kritikan datang dari Juru Bicara Komite Aksi Politik Arab Amerika, Osama Siblani. Ia menyamakan retorika Trump dengan “orang gila” dan menyebut itu tidak akan memajukan tujuan perdamaian.
“Alih-alih membantu orang untuk pulih, dia malah mencoba mengambil keuntungan dari penderitaan mereka. Saya tidak percaya seorang presiden Amerika Serikat membuat saran seperti itu,” ujarnya kepada Reuters.
Seorang warga Amerika keturunan Yaman yang juga memilih Trump pada pemilu 2024, Samra’a Luqman, tidak mendukung gagasan Trump mengambil alih Gaza. Namun, dia memandang Trump lebih baik daripada pemerintahan Biden.
Diberitakan sebelumnya, Trump melontarkan pernyataan mengejutkan saat konferensi pers dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/5/2025) malam waktu setempat, dilansir New York Times. Ia menyebut AS akan mengambil alih Gaza dan membangun apa yang ia sebut ‘Reviera of Middle East’.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana,” kata Trump dan menyebut AS akan “memilikinya dan bertanggung jawab”.
Warga Palestina di Gaza akan dipindahkan ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Pernyataan Trump itu menuai kritik dan kecaman dari berbagai pihak. Termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dia menolak keras dan memperingatkan AS.
“Kami tidak akan membiarkan hak-hak rakyat kami…dilanggar,” kata Mahmoud sambil memperingatkan bahwa Gaza adalah “bagian integral dari Negara Palestina” dan pemindahan paksa akan menjadi pelanggaran serius di mata hukum internasional, dilansir BBC.