Jurnalnetizen.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, saat ini pemerintah tengah menunggu masukan terkait proses negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat.
“Indonesia telah menyampaikan penawaran kedua kepada United States Trade Representative (USTR) yang sudah dikaji. Saat ini, kami tengah menunggu masukan tambahan terkait proses negosiasi yang tengah berlangsung,” kata Airlangga, Rabu.
Beberapa hari lalu, pemerintah Indonesia dikabarkan telah menyampaikan penawaran terbaik kedua dalam upaya negosiasi tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Menjelang batas akhir negosiasi pada 8 Juli mendatang, Mendag mengatakan permintaan yang disampaikan pemerintah AS, baik berupa tarif maupun hambatan perdagangan, telah disetujui oleh pemerintah Indonesia.
Kementeriannya telah menjalin komunikasi langsung dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang menyampaikan apresiasinya atas sejumlah tawaran yang diajukan Indonesia. Namun, keputusan akhir perundingan tarif antara Indonesia dan AS tidak bergantung pada satu pihak saja.
Hartarto mencatat, pemerintah AS harus berkoordinasi dengan USTR, Departemen Perdagangan, dan Departemen Keuangan.
Menurutnya, hasil akhir perundingan yang melibatkan sejumlah pertukaran dokumen antara kedua negara itu bersifat dinamis karena mempertimbangkan negara-negara lain yang juga tengah merundingkan tarif.
“Tim Indonesia sudah standby di Washington dan China. Kami menunggu respons dari pemerintah AS. Mereka saat ini sedang disibukkan dengan masa puncak anggaran hingga 4 Juli. Setelahnya, baru bisa dibicarakan lebih lanjut masalah tarif ini,” ujarnya.
Batas akhir perundingan tarif jatuh pada 8 Juli 2025 atau 90 hari setelah Presiden Trump mengumumkan pengenaan tarif timbal balik terhadap negara mitra dagang utama pada awal April 2025.
Tuntutan utama pemerintah AS dalam mengenakan tarif timbal balik sebesar 32 persen terhadap Indonesia adalah untuk menyeimbangkan hubungan dagang kedua negara.