Jurnalnetizen.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tetap teguh dalam keputusannya untuk tidak bergabung dengan kabinet Presiden Prabowo Subianto, meskipun ada pertemuan baru-baru ini antara Prabowo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, kata seorang ajudan dekat presiden pada hari Rabu.
Dalam sebuah langkah yang langka dan tak terduga awal minggu ini, Prabowo mengunjungi Megawati di kediaman pribadinya di Menteng, Jakarta Pusat, sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi pasca-pemilu dengan partai-partai politik besar. Kunjungan pribadi semacam ini oleh seorang presiden yang sedang menjabat kepada para pemimpin partai jarang terjadi dalam politik Indonesia.
Menurut Ahmad Muzani, sekretaris jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) milik Prabowo, Megawati menggunakan pertemuan itu untuk menyampaikan harapan baiknya bagi kepemimpinan Prabowo dan mendesaknya untuk menggunakan kekuasaan semata-mata demi kepentingan bangsa.
“Ibu Megawati menyampaikan harapannya agar Bapak Prabowo, setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, dapat memerintah untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Ia juga mengatakan, jika diperlukan, PDI-P bersedia memberikan sumber dayanya untuk mendukung pemerintahannya, tetapi menegaskan bahwa partainya akan tetap berada di luar koalisi yang berkuasa,” kata Muzani.
Ia menambahkan bahwa pertemuan tersebut mengirimkan sinyal persatuan dan rekonsiliasi yang kuat kepada publik.
Di masa ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya ketegangan global ini, khususnya setelah pemberlakuan tarif timbal balik yang luas oleh AS yang memengaruhi Indonesia, sangat penting bagi para pemimpin nasional untuk menunjukkan solidaritas dan persahabatan, katanya.
PDI-P saat ini merupakan satu-satunya partai besar yang menolak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan Prabowo yang akan datang, meskipun telah menahan diri untuk tidak secara eksplisit melabeli dirinya sebagai partai oposisi.
Perpecahan antara PDI-P dan kubu Prabowo dimulai pada pertengahan tahun 2023, ketika Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang telah naik ke tampuk kekuasaan dengan dukungan PDI-P, dianggap secara diam-diam mendukung pencalonan presiden Prabowo. Situasi meningkat ketika Prabowo memilih putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, seorang anggota PDI-P, sebagai pasangannya.
Prabowo akhirnya mengamankan kemenangan telak dalam pemilihan presiden 2024, mengalahkan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan calon dari PDI-P Ganjar Pranowo.
Meskipun PDI-P telah menjalin komunikasi terbatas dengan pemerintahan Prabowo, mereka terus menjaga jarak dengan Jokowi dan keluarganya.