Jurnalnetizen.com – Komisi I DPR menggelar rapat tertutup dengan Panglima TNI Agus Subiyanto, Senin, untuk membahas ledakan maut saat operasi penjinakan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.
Agus meyakinkan anggota DPR bahwa penjinakan tersebut sudah sesuai standar operasi prosedur (SOP). “Prosedur penjinakan amunisi di Garut sudah sesuai SOP,” kata Agus di kompleks DPR. Ia menjelaskan, amunisi dan bahan peledak yang sudah kedaluwarsa itu dipindahkan dari satuan pengguna ke Komando Logistik Militer (Slog TNI) dan diledakkan di lokasi yang ditentukan.
Meski sudah meyakinkan, Agus tidak menjelaskan secara rinci bagaimana SOP di lapangan saat kejadian.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB pada 12 Mei di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, saat personel Depo Amunisi Pusat III Angkatan Darat melakukan pemusnahan terjadwal terhadap amunisi yang sudah tidak digunakan lagi. Ledakan itu menewaskan empat tentara dan sembilan warga sipil, banyak di antaranya dilaporkan berkumpul di dekatnya setelah ledakan awal, praktik umum setempat untuk mencari besi tua.
Ketua Komisi I Utut Adianto mengatakan ini adalah insiden ledakan keenam di tempat penyimpanan atau pembuangan amunisi. Ia mengatakan komisi akan memanggil komandan militer daerah dan perwira lapangan untuk penyelidikan lebih lanjut dan dapat melakukan inspeksi lokasi.
Laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan bahwa 21 warga sipil telah dipekerjakan untuk membantu pembuangan amunisi dengan upah serendah Rp150.000 ($9) per hari tanpa peralatan pelindung, melakukan tugas mulai dari mengemudi dan menggali hingga membongkar amunisi dan memasak. Para pekerja dikoordinasikan oleh Rustiawan, yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Lokasi pembuangan tersebut, yang terletak di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut, selama ini kerap digunakan untuk pemusnahan amunisi dan jauh dari pemukiman penduduk.
TNI AD telah menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa prajurit dan warga sipil serta terus melakukan investigasi atas insiden tragis tersebut.