By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept

JN.

Situs berita dan opini dari netizen Indonesia yang akurat, independen & kredibel

  • HOME
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Bisnis
  • Hukum
Search
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
Reading: Siapa Penjarah Rumah Sahroni hingga Sri Mulyani? Ini Kata yang Ketinggalan Rombongan
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
JN.JN.
Font ResizerAa
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Seleb
  • Internasional
  • Musik
  • Agama
  • Bisnis
  • Otomotif
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
JN. > Nasional > Siapa Penjarah Rumah Sahroni hingga Sri Mulyani? Ini Kata yang Ketinggalan Rombongan
NasionalPolitik

Siapa Penjarah Rumah Sahroni hingga Sri Mulyani? Ini Kata yang Ketinggalan Rombongan

Netizen
Last updated: September 1, 2025 11:30 am
Netizen
Share
9 Min Read
SHARE

Jurnalnetizen.com – Suasana di ruas jalan raya depan Kompleks Parlemen Senayan sepi Ahad siang (31/8/2025). Aparat kepolisian membentuk pagar tameng sekitar seratus meter di kiri-kanan ruas jalan di depan gerbang gedung wakil rakyat.

Tak ada lagi riuh teriakan mencaci-maki wakil rakyat dari ribuan pengunjuk rasa. Hanya residu gas air mata masih membuat pedih bola mata. Di trotoar ke arah Pancoran sekitar 500 meter dari Kompleks Parlemen, pria muda itu terduduk lemas. Dua hari belum makan dia bilang.

“Saya terpisah, Bang dari teman-teman. Waktu polisi tembak gas air mata kemarin malam kami kemana-mana,” ujar dia. Lelaki kelahiran 2004 itu memberikan nama lengkap sampai tanggal kelahirannya dan mengizinkan untuk ditulis. Namun untuk alasan perlindungan diri yang bersangkutan, Republika akan memanggilnya Ahu saja.

Sudah dua hari ia buta dari kabar soal yang terjadi di Jakarta. Telepon genggamnya ia titipkan ke pemimpin rombongan. Ia mengaku tak paham, kediaman sejumlah anggota DPR beserta Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah dijarah sejak Sabtu (30/8/2025) malam.

Meski begitu, saat ditanyai Republika sebelum menyampaikan kabar tersebut, Ahu fasih menjelaskan rencana tersebut. “Sebelum terpisah kami dikasih tahu nanti ke rumah siapa itu di Jakarta Utara, dekat kota. Daerah yang banyak mobil besarnya itu, Bang,” kata dia.

Ahu menuturkan, pimpinan rombongan memberi tahu ada empat rumah yang bakal dijarah. Yang lain dari kejadian, menurut Ahu kediaman Presiden Prabowo Subianto jadi sasaran yang terakhir. Ia tak diberitahu rencana penjarahan kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pemuda kurus berkulit gelap itu kemudian menuturkan bagaimana ia bisa sampai di Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa. Ahu mendaku lahir di salah satu desa di Kecamatan Cimahi, Kabupaten Cimahi. Ia hanya bersekolah sampai tamat sekolah dasar, bekerja membantu orang tua menggarap sawah sewaan.

Beberapa tahun belakangan, ia rajin diajak berunjuk rasa ke Bandung dan Jakarta oleh “abang-abangan” kampung berinisial R. Sudah delapan kali ia jadi “tim pemukul” dalam unjuk rasa-unjuk rasa belakangan. Tiga diantaranya ke Kompleks Parlemen Senayan.

“Yang dulu Gibran dibilang terlalu muda jadi wapres itu saya ikut. Terus yang Jokowi dibilang campur tangan pemilu juga ikut,” kata dia. R, ia menuturkan, biasanya menanyakan siapa yang hendak ikut berunjuk rasa ke Jakarta. Yang bersedia kemudian diajak.

Di atas R, kata Ahu, ada lagi komandonya. “Bosnya ada bapak-bapak. Pakai masker terus jadi saya tidak tahu mukanya,” tutur Ahu.

Ajakan terkini datang pada Rabu (27/8/2025) lalu. “Dibilangnya untuk protes anggota DPR,” kata Ahu. Sepuluh orang dari kampungnya berangkat. Sebelum berangkat, mereka diperintahkan membuat dulu bom molotov. “Ada 160 botol dibuat,” kata Ahu. Ia mengatakan botol-botol itu berisi minyak tanah karena mahalnya harga bensin.

Botol-botol itu kemudian diangkut ke kendaraan minibus putih. “Macam Alphard tapi bukan, saya lupa namanya,” kata Ahu. Di dalam kendaraan, Ahu menyaksikan sudah disiapkan banyak petasan dan kembang api.

Dari Cimahi, rombongan itu berangkat menjemput “pasukan” tambahan ke Bandung. Konvoi dipimpin empat mobil. “Yang macam Alphard itu satu, Agia, Avanza, sama saya lupa satu mobil apa tapi kecil bentuknya,” kata Ahu. Ada dua berpelat nomor F (Bogor dan sekitarnya), satu berpelat E (Cirebon dan sekitarnya), dan satu berpelat B (Jakarta).

Konvoi tersebut kemudian menjemput tambahan pasukan ke Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, dan akhirnya ke Bogor. Sampai Bogor, kata Ahu, rombongan bersepeda motor sudah mencapai 600 orang.

Rombongan itu berunjuk rasa di Tangerang dulu sebelum akhirnya tiba di Kompleks Parlemen Senayan pada Kamis. “Langsung kita serang pagarnya, petasan dibakar, bom molotov dilemparin,” kata Ahu. Komando di mobil, menurutnya ikut turun dan memanas-manasi penyerangan.

Di Kompleks Parlemen, ia juga mengatakan bertemu dengan rombongan lain yang direkrut dengan cara yang sama. “Kami dari Bandung. Ada juga dari Bekasi, dari Jawa lupa tempatnya, sama ada kelompok yang bicaranya seperti orang Medan,” ia menuturkan.

Sementara sebagian kelompok beraksi di DPR, rekan-rekan Ahu yang lain membakari halte-halte Transjakarta. “Itu pakai molotov yang dibuat di kampung,” kata dia. Sebagian dari anggota rombongan, kata dia, ditugaskan mengunggah siaran live di TikTok.

Pada Jumat itu, kata Ahu sudah dibicarakan rencana penjarahan ke rumah-rumah anggota dewan. Ia mengeklaim tak hafal nama pejabat yang rumahnya bakal dijarah. Namun Ahu berencana ikut dalam rombongan penjarah.

Sementara sejak Jumat malam, aparat sudah mulai menembakkan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan massa. Saat itulah Ahu mengatakan terpisah dari rombongannya. “Saya cari-cari nggak ketemu. Terlalu banyak orangnya,” kata Ahu.

Sampai massa di DPR mulai sepi menjelang Sabtu sore, ia tak kunjung menemukan satupun anggota rombongannya. Ahu mencoba menyusul dengan angkot ke wilayah utara Jakarta. Namun tanpa telepon genggam dan uang saku yang sudah ludes, upayanya gagal. Akhirnya ia pasrah berjalan kaki kembali ke DPR dan menunggu di titiknya bertemu Republika pada Ahad siang.

Ahu terkejut saat diberitahu bahwa penjarahan terhadap rumah-rumah anggota dewan sudah dilakukan pada Sabtu sore. “Udah ancur? Saya mau ke sana ditinggal!” kata Ahu. Ia kembali bersumpah saat diberitahu Republika, baru paham bahwa penjarahan sudah dilakukan. “Mau baca berita bagaimana, Bang, hape tidak ada,” ia berusaha meyakinkan.

Saat diperlihatkan video penjarahan, Ahu mendaku mengenali sebagian penjarah.

“Itu yang naik ke atas mobil yang pegang hape sama jaket saya,” kata dia saat diperlihatkan video penjarahan dan perusakan kediaman politikus Nasdem Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara. “Itu yang baju biru juga rombongan saya, Bang,” ia melanjutkan.

“Wah enak pada dapat barang-barang,” kata dia menyaksikan lebih lanjut rangkaian video penjarahan. Ia juga tak heran saat ada brankas yang diangkut. “Kami hanya dikasih makan nasi bungkus saja tiga kali sehari,” ujarnya. Jarahan di rumah-rumah anggota dewan tersebutlah yang dijanjikan sebagai keuntungan. “Kami tak bayar, kata abangnya nanti ada brankas yang bisa diambil di rumah yang dijarah,” kata dia.

Terpisahnya sel-sel komando pasukan pengunjuk rasa dan penjarah itu membuat kisah Ahu tak bisa diverifikasi secara independen oleh Republika. Yang jelas, pantuan saat penjarahan menunjukkan bahwa mereka bukan orang tempatan.

Di Jakarta Utara, misalnya, warga setempat mencoba mencegah penjarahan terhadap kediaman Ahmad Sahroni. “Setahu saya udah sejak Ashar (penyerangannya), tapi nggak tahu tuh, mukanya banyak yang nggak kenal,” kata seorang ibu yang tengah mencari mencari anaknya di sela penjarahan.

Sekitar pukul 19.00 WIB, gang menuju rumah Sahroni ditutup oleh warga setempat. “Sudah ya sudah habis,” ujar warga. “Biar kami istirahat,” ujar warga yang lain.

Sementara tak semua yang berunjuk rasa pekan lalu adalah yang datang atas suruhan pihak tertentu. Bahkan hingga Ahad ini, saat tak ada lagi kerumunan massa di depan Kompleks Parlemen, masih saja ada yang datang hendak menyampaikan uneg-uneg.

“Saya jengkel beneran, Mas. Masak kita bayar listrik, beli beras, bayar pajak, dia orang DPR nggak bayar pajak,” kata Salimah (60 tahun), seorang ibu dari Kalibata, Jakarta Selatan. Ia mengatakan hendak datang sejak kemarin-kemarin namun terhambat aqiqahan cucunya. Siang itu, ia satu dari sedikit saja warga yang masih bertahan di depan pagar tameng aparat kepolisian dekat gerbang Kompleks Parlemen.

“Sekarang saya sudah bawa bekel. Ada nasi, minuman, ada roti. Sampe kapan juga demonya saya jabanin,” ujarnya berapi-api. “Saya sudah minta izin sama Allah, mau demo sampai tobat itu anggota dewan,” ia melanjutkan sembari menyeka mata yang perih terkena sisa gas air mata.

TAGGED:Demo Bubarkan DPRDemo DPRPenjarah Saat DemoProvokator Demo
SOURCES:republika.co.id

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Share
Previous Article Kapuspen Angkat Bicara Respons Video Prajurit TNI jadi Provokator dan Ditangkap Brimob
Next Article Dalang Penjarahan Sejumlah Rumah Pejabat Terungkap, Akun TikTok Ini Mengaku Digiring Grup Misterius
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

Wajah Tegang Bahlil hingga Colek Rosan Saat Prabowo Ungkap Kerugian Tambang Ilegal Rp300 Triliun
Nasional Politik
Oktober 8, 2025
Pengamat Baca Motif Jokowi Temui Prabowo Terkait Ijazah Gibran, Pemanggilan Mendikti Jadi Kunci
Politik
Oktober 8, 2025
Mbah Tarman yang Nikahi Wanita Muda dengan Cek Rp3 M, Ternyata Eks Napi Kasus Penipuan Rp20 Triliun
Nasional
Oktober 12, 2025
Misteri Bola Api di Langit Cirebon: BRIN Sebut Meteor, Polisi Bilang Lahan Tebu Kebakar; Mana yang Betul?
Nasional
Oktober 9, 2025
Sosok Cindy Istri Gilang Kurniawan, Pengantin Baru Tewas saat Bulan Madu di Lakeside Glamping Alahan Panjang
Nasional
Oktober 12, 2025
Napoleon Bonaparte: Di Polri Itu ‘Tuhannya’ Ada Dua, Allah dan Kapolri
Nasional Politik
Oktober 10, 2025
Giliran Gelar Sarjana Istri Jokowi Dikulik, Dosen UMS: Setahu Kami Tak Lulus, Kok Ada Gelar M.M.-nya?
Politik
Oktober 11, 2025
Viral Jeka Saragih Eks Petarung UFC Nyaris Adu Jotos dengan Petugas Bandara Gegara Dibentak
Nasional
Oktober 9, 2025
Sosok KH Abdus Salam Mujib, Pengasuh Ponpes Sebut Sudah Takdir Bangunan Ambruk Tewaskan Puluhan Santri
Nasional
Oktober 8, 2025
Diungkap Abu Bakar Ba’asyir: Jokowi Tidak Takut Miskin dan Siap Kembalikan Uang ke Negara
Politik
Oktober 8, 2025
Enam Bocoran Pertemuan Prabowo-Jokowi, Prof Ikrar: Prabowo Akan Habisi Geng Solo dan Oligarki
Politik
Oktober 10, 2025
Telusuri Dugaan Aliran Uang Tambang Ilegal, PPATK Didesak Audit Rekening Jaksa Agung ST Burhanuddin
Nasional
Oktober 7, 2025
Siapa Diana Murni Payapo? Pendukung Jokowi Ajak Demo Pakai BH dan Celana Dalam
Nasional Politik
Oktober 11, 2025
Absen di HUT ke-80 TNI, Jokowi Takut Bertemu Fachrul Razi dan Gatot Nurmantyo
Politik
Oktober 7, 2025
Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh ke China Jadi Bom Waktu, Purbaya Ogah Bayarkan Pakai Duit APBN
Bisnis Nasional
Oktober 11, 2025
Kasus Langka, RSUD Arifin Achmad Sukses Operasi Pembuatan Liang Vagina pada Wanita 21 Tahun
Kesehatan Nasional
Oktober 10, 2025
Beredar Link Video 1 Menit Hilda Pricillya VS Pratu Risal Junior Suaminya di Hotel
Nasional
Oktober 9, 2025
Sosok Sisilia Hendriani, Mahasiswi di Riau Peras Pengusaha Sawit dengan Modus VCS: Raup Rp1,6 Miliar
Nasional
Oktober 12, 2025
Balik Nama Kendaraan Bekas Resmi Rp 0, Jangan Ditunda ya, Begini Aturannya
Nasional
Oktober 9, 2025
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
Nasional Politik
Oktober 8, 2025
Pengamat Sindir Wapres Gibran: Janji 19 Juta Lapangan Kerja Malah Jadi 19 Juta PHK
Politik
Oktober 7, 2025
Penampilan Gibran Boleh Mirip Bung Hatta, tapi Mustahil Isi Kepala
Politik
Oktober 8, 2025
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?