By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept

JN.

Situs berita dan opini dari netizen Indonesia yang akurat, independen & kredibel

  • HOME
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Bisnis
  • Hukum
Search
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
Reading: Misteri Lembar Skripsi Jokowi Gunakan Word, Lulusan di Tahun yang Sama Masih Gunakan Mesin Ketik Manual
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
JN.JN.
Font ResizerAa
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Seleb
  • Internasional
  • Musik
  • Agama
  • Bisnis
  • Otomotif
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
JN. > Nasional > Misteri Lembar Skripsi Jokowi Gunakan Word, Lulusan di Tahun yang Sama Masih Gunakan Mesin Ketik Manual
NasionalPolitik

Misteri Lembar Skripsi Jokowi Gunakan Word, Lulusan di Tahun yang Sama Masih Gunakan Mesin Ketik Manual

Netizen
Last updated: Mei 29, 2025 11:25 am
Netizen
Share
5 Min Read
SHARE

Jurnalnetizen.com – Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, kembali mengungkap temuan mencengangkan terkait keabsahan skripsi mantan Presiden Jokowi saat menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Rismon menyinggung perbedaan teknologi pengetikan antara skripsi milik Jokowi dan skripsi mahasiswa lain yang lulus di tahun yang sama.

“Lembar skripsi Budi Darmito, NIM 1568/KT, yang lulus 1985 dari Kehutanan UGM, menggunakan mesin ketik manual yang memang lazim di era tersebut,” ujar Rismon di akun Twitter pribadinya @SianiparRismon (28/5/2025). Namun, hal tersebut sangat berbeda dengan lembar pengesahan skripsi Jokowi yang justru menunjukkan indikasi penggunaan teknologi yang lebih modern dan tak sesuai dengan zaman.

“Pada lembar pengesahan skripsi Jokowi ditemukan algoritma string adjustment yang hanya bisa dihasilkan oleh word processor modern seperti Microsoft Word, bukan mesin ketik manual,” tegasnya. Rismon pun mempertanyakan kejujuran pihak kampus. “Ayo UGM, jujurlah! Ini soal integritas akademik,” serunya.

Sebelumnya, Dokter Tifauzia Tyassuma atau yang akrab disapa Dokter Tifa, salah satu dari orang yang terus menyuarakan kritik. Tifa mengungkap sedikitnya tiga poin yang menurutnya menunjukkan kejanggalan dalam penyampaian Bareskrim terkait keaslian ijazah Jokowi.

“Kalau Anda jeli, Bareskrim hanya menampilkan foto fotokopi, bukan ijazah asli. Padahal, sekian hari mereka menyimpan dokumen aslinya,” ujar Tifa di akun Twitter pribadinya @DokterTifa (26/5/2025). Dikatakan Tifa, penyajian fotokopi dalam konteks klarifikasi keaslian dokumen menimbulkan pertanyaan, apalagi jika ijazah asli memang tersedia.

Poin kedua yang disoroti adalah ketiadaan penjelasan apakah foto-foto yang ditampilkan telah melewati proses uji digital forensik atau analisis analog oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). “Menampilkan fotonya fotokopi dan bukan fotonya ijazah asli, padahal sekian hari ijazah asli ada pada mereka,” sebutnya.

Poin paling penting menurut Tifa adalah diksi yang digunakan Bareskrim. Ia menyoroti pemilihan kata identik alih-alih otentik saat menyatakan keabsahan dokumen tersebut. “Yang paling penting adalah, mengapa Bareskrim menggunakan kata identik dan bukan otentik,” tandasnya.

Tifa pun mempertanyakan mengapa konferensi pers tidak disertai bukti yang lebih kuat dan pembuktian ilmiah yang dapat menutup polemik yang sudah lama mencuat. Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan resmi terhadap kritik yang disampaikan Tifa.

Selain itu, Rismon juga mengungkap temuan lain terkait skripsi Jokowi. Ia menyebut adanya perbedaan teknologi pengetikan yang jauh lebih modern dibandingkan dengan skripsi mahasiswa lain yang lulus pada tahun yang sama. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan skripsi Jokowi.

Rismon menjelaskan bahwa lembar skripsi Budi Darmito, seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang lulus pada tahun 1985, menggunakan mesin ketik manual yang memang lazim digunakan pada saat itu. Namun, pada lembar pengesahan skripsi Jokowi, Rismon menemukan adanya algoritma string adjustment yang hanya bisa dihasilkan oleh word processor modern seperti Microsoft Word, bukan mesin ketik manual.

Temuan ini tentu saja menimbulkan keraguan dan pertanyaan besar mengenai keaslian skripsi Jokowi. Rismon pun tidak ragu-ragu untuk menyerukan kepada pihak UGM agar segera bersikap jujur dan transparan dalam menanggapi isu ini. Menurutnya, ini merupakan persoalan integritas akademik yang harus diklarifikasi secara menyeluruh.

Di sisi lain, Dokter Tifa juga turut menyoroti beberapa hal yang dianggap janggal dalam penyampaian Bareskrim terkait keaslian ijazah Jokowi. Pertama, Tifa menyoroti bahwa Bareskrim hanya menampilkan foto fotokopi, bukan ijazah asli, padahal mereka telah menyimpan dokumen aslinya selama beberapa hari.

Tifa juga mempertanyakan mengapa Bareskrim tidak menjelaskan apakah foto-foto yang ditampilkan telah melalui proses uji digital forensik atau analisis analog oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Menurutnya, hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan pembuktian yang disajikan.

Poin paling penting yang disoroti Tifa adalah pemilihan diksi oleh Bareskrim. Ia menyoroti penggunaan kata “identik” alih-alih “otentik” saat menyatakan keabsahan dokumen tersebut. Tifa menganggap hal ini merupakan sebuah kejanggalan yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut.

Tifa juga mempertanyakan mengapa konferensi pers yang digelar Bareskrim tidak disertai dengan bukti yang lebih kuat dan pembuktian ilmiah yang dapat menutup polemik yang sudah lama mencuat. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan resmi terhadap kritik yang disampaikan oleh Tifa.

Keseluruhan temuan dan kritik yang diungkapkan oleh Rismon dan Tifa ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan skripsi dan ijazah Jokowi. Publik menuntut agar pihak-pihak terkait, terutama UGM dan Bareskrim, segera memberikan klarifikasi yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal ini demi menjaga integritas akademik dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.

TAGGED:Ijazah PalsuJoko WidodoJokowiRismon Sianipar
SOURCES:zonamalang.com

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Share
Previous Article Dulu Petantang-petenteng Sebut Bau Tanah, Kini Hercules Melembek Cium Tangan Bang Yos
Next Article Christiano Tarigan Akhirnya Ditahan, Pelat Nomor BMW Barang Bukti Sempat Ditukar di Polsek
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

Posisi Jokowi Terkunci Gegara Ijazah Pasar Pramuka
Politik
Juni 30, 2025
Viral 2 Anak Serahkan Ibu ke Panti Jompo dan Ogah Dikabari jika Wafat, Kini Ambil Lagi karena Tekanan Publik
Nasional
Juni 30, 2025
Dituduh Berbuat Asusila, Mahasiswa di Surabaya Diperas Oknum Polisi, Dimintai Rp10 Juta
Nasional
Juni 25, 2025
Ngaku Masih Gadis padahal Sudah Menjanda 3 Kali, Pengantin Pria Sakit Hati, Pernikahan Ricuh di Lombok Tengah
Nasional
Juni 25, 2025
Netanyahu Terpukul, 7 Tentara Israel Dibunuh oleh Seorang Pejuang Hamas, Ini Kronologinya
Internasional
Juni 26, 2025
Jika Presiden Prabowo Bernyali Bisa Saja Menteri dari Era Jokowi Diganti Kader PDIP
Politik
Juni 30, 2025
Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Akui Pemeran Video Tak Senonoh itu Dirinya dengan Oknum Polisi
Nasional Seleb
Juli 1, 2025
Link Video Syur 6 Menit 50 Detik Viral, Tampak Tato Kupu-Kupu di Dada dan Terdengar Logat Bali, Diduga Pemerannya Asal Buleleng
Nasional
Juni 28, 2025
Tiga Saksi Semua Keluarga, Eks Perwira BIN Ungkap Modus Paiman Tutupi Jejak di Pasar Pramuka: Dia Bohong!
Politik
Juni 30, 2025
Feri Amsari: Kalau Benar Akun Fufufafa Milik Gibran, Selesai Dia!
Politik
Juli 1, 2025
Siapa Artis Inisial RP Bertato Kupu-kupu di Video Viral Durasi 6 Menit? Netizen Sebut Beberapa Nama
Nasional Seleb
Juni 29, 2025
Ketua KPU Solo Bongkar Ijazah Jokowi saat Daftar Pilwalkot: Gelarnya Insinyur bukan Drs
Politik
Juni 25, 2025
Paiman Raharjo Ngaku Tutup Kios di Pasar Pramuka pada 2002, tapi Ada Info Tetap Aktif hingga 2017
Politik
Juni 27, 2025
Pengamat Yakin Eks Menag Yaqut Terlibat di Kasus Korupsi Kuota Haji, Minta KPK Cepat Periksa
Hukum Politik
Juni 26, 2025
Beathor Tuding di Bawah Rumah Jokowi Ada Bunker Uang: Kalau Gak Percaya Kita Bongkar Rumahnya!
Politik
Juni 30, 2025
19 Juta Lapangan Kerja Cuma Omon-omon, Menteri Suruh Warga Kerja ke Luar Negeri
Nasional Politik
Juni 29, 2025
Baru Dilantik Bobby Nasution, Kadis PUPR Sumut Kena OTT KPK
Hukum Politik
Juni 29, 2025
Video Topan Ginting Marah-marah Saat Sidak, Gus Umar: Gayamu Sok Bersih, Dasar Koruptor Biadab!
Hukum Politik
Juli 1, 2025
BNN Tak Lagi Tangkap Artis Pengguna Narkoba, Khawatir jadi Kampanye Narkoba secara Gratis
Hukum Nasional
Juni 28, 2025
Mengenal Zohran Mamdani, Muslim Pertama yang Berpotensi Jadi Wali Kota New York
Internasional Politik
Juni 27, 2025
Trump Pertimbangkan Investasi Rp486 Triliun untuk Bantu Iran Kembangkan Program Nuklir
Internasional
Juni 30, 2025
Teken MoU dengan Telkomsel – Indosat – XL, Kejagung Kini Bisa Sadap Langsung Nomor Pengguna
Hukum Politik
Juni 27, 2025
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?