By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept

JN.

Situs berita dan opini dari netizen Indonesia yang akurat, independen & kredibel

  • HOME
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Bisnis
  • Hukum
Search
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
Reading: Disebut Pengkhianat, Jokowi Diduga Bawa Dokumen Referendum Papua ke Brisbane pada 2014
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
JN.JN.
Font ResizerAa
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Seleb
  • Internasional
  • Musik
  • Agama
  • Bisnis
  • Otomotif
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
JN. > Politik > Disebut Pengkhianat, Jokowi Diduga Bawa Dokumen Referendum Papua ke Brisbane pada 2014
Politik

Disebut Pengkhianat, Jokowi Diduga Bawa Dokumen Referendum Papua ke Brisbane pada 2014

Netizen
Last updated: Juli 18, 2025 9:11 am
Netizen
Share
4 Min Read
SHARE

Jurnalnetizen.com – Mantan Intelijen Negara, Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra, menguak adanya dugaan skenario politik tingkat tinggi untuk “menyingkirkan” Gibran Rakabuming Raka dari pusat kekuasaan, yang diwarnai jejak masa lalu mantan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dan keraguan mendalam dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Sebagaimana diungkapkan dalam podcast eksklusif di Forum Keadilan TV, Kolonel Chandra membongkar lapisan-lapisan motif di balik isu yang pertama kali dilempar oleh Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra tersebut.

Menurutnya, ini jauh lebih kompleks dari sekadar pembagian tugas wakil presiden.

Spekulasi terkuat yang dianalisis Chandra adalah adanya upaya sistematis untuk menjauhkan putra sulung Presiden Jokowi itu dari lingkar utama kekuasaan di Jakarta.

Pun dia membeberkan sejumlah kemungkinan motif di baliknya.

Pertama, sebagai strategi Presiden Prabowo Subianto untuk menjauhkan Gibran dari tekanan isu pemakzulan yang sempat berhembus.

Kedua, sebuah langkah untuk memutus pengaruh lingkar dalam Jokowi.

Menurut Chandra, ada kemungkinan Gibran sengaja dijauhkan dari orang-orang dekat Jokowi yang mengindikasikan pergeseran dan perebutan pengaruh di internal pemerintahan baru.

Di sisi lain, penugasan ini juga bisa dibaca sebagai upaya membangun citra Gibran yang selama ini dinilai minim kerja konkret.

“Penugasan ini juga dilihat sebagai upaya agar Gibran terlihat memiliki pekerjaan dan tugas kenegaraan yang jelas, menjawab kritik publik mengenai aktivitasnya yang dianggap kurang mendasar,” kata Kolonel Chandra dikutip Rabu (16/7/2025).

Benang merah masa lalu Jokowi

Menarik benang merah ke masa lalu Jokowi di Papua, menurutnya menjadi sumber keraguan Prabowo untuk menempatkan Gibran di sana.

“Ada keraguan dari Prabowo terkait penempatan Gibran di Papua karena latar belakang masa lalu ayahnya, Jokowi, yang pernah membawa dokumen referendum Papua Barat ke Brisbane pada tahun 2014,” jelas Chandra.

Tindakan Jokowi pada Agustus 2014, sesaat sebelum dilantik, yang bertemu dengan Profesor Damien Kingsbury sambil membawa dokumen tersebut, dianggap sebagai indikasi pengkhianatan dan diduga atas rekomendasi dari Amerika Serikat.

Latar belakang inilah yang disinyalir membuat Prabowo gamang. Pun, keraguan Prabowo tidak hanya soal Gibran.

Lantas Chandra menyoroti perubahan karakter sang Jenderal yang kini tampak ragu mengambil keputusan tegas.

“Perubahan karakter pada Prabowo yang kini terlihat lebih peragu dibandingkan masa lalunya yang overconfident,” katanya.

Menurutnya, Prabowo “ragu-ragu dalam mengambil tindakan tegas terhadap berbagai persoalan, termasuk isu hukum dan kinerja menteri, karena adanya tekanan, terutama dari pihak Jokowi.”

Jika penugasan ini benar-benar terjadi, Kolonel Chandra pesimis Gibran akan menuai sukses.

Kompleksitas masalah Papua, ditambah pendekatan pembangunan yang keliru seperti proyek food estate, menjadi batu sandungan utama.

Proyek lumbung pangan itu dianggap blunder karena tidak melibatkan dialog dengan masyarakat adat dan mengabaikan tanah ulayat.

Atas dasar itu, Chandra memprediksi Gibran akan kesulitan berprestasi di Papua karena kompleksitas masalah dan pendekatan pembangunan yang ada.

Dia pun secara blak-blakan menyentil kapasitas Gibran sebagai wakil presiden.

Ada pandangan bahwa Gibran selama ini tidak melakukan tugas-tugas kenegaraan secara maksimal. Bahkan secara mengejutkan menyarankan agar Gibran mundur dari jabatan Wapres karena dianggap tidak memiliki kapasitas.

TAGGED:Gibran Rakabuming RakaJoko WidodoReferendum Papua
SOURCES:monitorindonesia.com

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Share
Previous Article Sosok Prof Sofian Effendi, Mantan Rektor UGM Bongkar Perbedaan Jokowi dan Mulyono Semasa Kuliah
Next Article Ketua Dewan Pers: Jika Betul Jokowi Tidak Tamat Sarjana, Institusi Polisi & Pimpinan UGM akan Terseret…
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

Red Notice Riza Chalid, Kejagung Pastikan Tangkap Si Raja Minyak Meski Dilindungi Kesultanan Malaysia
Hukum Nasional
Juli 29, 2025
Sosok Selebgram Izza Fadhila Viral Usai Link Video 13 Menit Tersebar
Seleb
Juli 30, 2025
Gugur Saat Lindungi Warga dari Penembakan Massal, Polisi Muslim New York Tuai Pujian sebagai Pahlawan
Internasional
Juli 30, 2025
Abolisi untuk Tom Lembong Bukti Prabowo Tak Berada di Bawah Bayang-bayang Jokowi
Hukum Politik
Agustus 2, 2025
Hasto Dapat Amnesti, Berarti Benar Perkara Dipolitisasi Orang Tertentu
Hukum Politik
Agustus 1, 2025
Tom Lembong Laporkan Hakim yang Jatuhkan Vonis 4,5 Tahun Penjara
Hukum Politik
Agustus 2, 2025
DPR Sebut Simbol One Piece Pemecah Belah Bangsa, Netizen Posting Foto Gibran: Ini Ketuanya, Pak
Politik
Agustus 2, 2025
Sosok Saori Araki yang Viral di X, Wanita Jepang Berwajah Menawan yang Curi Perhatian
Seleb
Agustus 3, 2025
Eks Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof Koentjoro: Meski Jokowi Pembohong, Saya Yakini Ijazahnya Asli
Politik
Agustus 2, 2025
Roy Suryo: Segera Penjarakan Silfester Matutina!
Hukum Politik
Agustus 1, 2025
Beredar Isu Suami Farah yang Temani Arya Daru ke GI Seorang Aparat, Polisi Bungkam
Hukum Nasional
Agustus 2, 2025
Link Video 13 Menit 22 Detik Izza Blunder, Selebgram Malaysia Viral di X hingga TikTok
Internasional Seleb
Juli 29, 2025
Guru di Blitar Rame-rame Gugat Cerai Suami Usai Dilantik PPPK, Merasa Lebih Mandiri secara Finansial
Nasional
Agustus 1, 2025
Tom Lembong Dapat Abolisi, Kasus Pesanan Mulyono Disleding
Hukum Politik
Agustus 1, 2025
Mabes Polri Keluarkan SP3D Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Hukum Politik
Agustus 2, 2025
Luhut Sebut Tak Penting Bahas Ijazah: Yang Penting Itu Apa Kontribusi Kau pada Negara
Politik
Juli 29, 2025
Heboh! Riri Febriana Artis Genta Buana Pindah Keyakinan dan Nikah Sesama Jenis
Seleb
Juli 31, 2025
Dokter Tifa: Calo Terminal hingga Caleg Gagal Ikut Hadiri Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Politik
Juli 28, 2025
Nodai Ibu Mertua di Kamar, Oknum Polisi Aipda AD Resmi Dipecat Tidak Hormat
Nasional
Agustus 3, 2025
Tsunami Landa 8 Wilayah Indonesia Imbas Gempa Rusia, Ini Daftar Wilayah Yang Terdampak
Nasional
Juli 31, 2025
Ramai Bendera One Peace, Dasco Curiga Upaya Pecah Belah Bangsa
Nasional Politik
Agustus 1, 2025
Klarifikasi Mulyono Teman Kuliah Jokowi, Benarkah Nama Aslinya Wakidi dan Jadi Calo Tiket Bus?
Politik
Juli 30, 2025
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?