By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept

JN.

Situs berita dan opini dari netizen Indonesia yang akurat, independen & kredibel

  • HOME
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Bisnis
  • Hukum
Search
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
Reading: Siswa Keracunan MBG, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Ahli Gizi
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
JN.JN.
Font ResizerAa
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
Search
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Seleb
  • Internasional
  • Musik
  • Agama
  • Bisnis
  • Otomotif
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
JN. > Nasional > Siswa Keracunan MBG, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Ahli Gizi
Nasional

Siswa Keracunan MBG, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Ahli Gizi

Netizen
Last updated: September 27, 2025 9:13 am
Netizen
Share
8 Min Read
SHARE

Jurnalnetizen.com – Sosok Dadan Hindayana belakangan ramai diperbincangkan publik.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) itu menjadi sorotan setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai kritik keras.

Program priorotas Presiden Prabowo itu kini jadi ancaman keselamatan siswa.

Selain keracunan, ditemukan juga belatung di makanan.

Sejumlah siswa keracunan massal akibat santap menu MBG.

Sosok Dadang pun membuat masyarakat penasaran.

Latar belakang pendidikan Dadan Hindayana justru bukan dari bidang gizi.

Dadan adalah lulusan entomologi atau ilmu tentang serangga.

Entomologi adalah cabang ilmu zoologi (ilmu tentang hewan) yang secara khusus mempelajari tentang serangga.

Ia tercatat menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan fokus pada pertanian dan proteksi tanaman.

Karier akademis itulah yang kemudian mengantarkannya dipercaya menduduki jabatan strategis.

Pada 19 Agustus 2024, lewat Keputusan Presiden Nomor 94P Tahun 2024, Presiden Joko Widodo resmi melantik Dadan Hindayana sebagai Kepala BGN.

Ia pun menjadi pejabat pertama yang memimpin lembaga baru tersebut, yang dibentuk berdasarkan Perpres No. 83 Tahun 2024.

Sebagai kepala lembaga, Dadan Hindayana mendapat mandat besar: mengawal pelaksanaan program prioritas nasional di bidang pangan dan gizi, termasuk MBG yang kini jadi buah bibir.

Profil Dadan Hindayana

Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana bukanlah nama baru di dunia akademik pertanian Indonesia.

Lahir di Garut, Jawa Barat, 10 Juli 1967, ia meniti karier panjang sebagai seorang entomologis atau ahli serangga.

Kemudian dirinya dipercaya menjadi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) pada 19 Agustus 2024.

Pendidikan

Perjalanan akademik Dadan Hindayana cukup mengesankan.

Setelah meraih gelar Sarjana Proteksi Tanaman di Institut Pertanian Bogor (IPB) (1986–1990), ia melanjutkan studi ke Jerman.

S2 Entomologi Terapan, University of Bonn (1995–1997)

S3 Entomologi, Leibniz Universität Hannover (lulus 2000)

Melanjutkan program doktoral kembali di IPB

Fokus pendidikannya membentuk fondasi keahliannya dalam dunia pertanian, hama, dan serangga.

Karier Akademik

Kiprah Dadan Hindayana banyak mewarnai dunia pendidikan.

Ia merupakan dosen tetap dan lektor di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, serta pengampu berbagai mata kuliah seperti Pengantar Ekologi, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman, hingga Agripreneurship.

Tak hanya di IPB, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau di Halmahera Barat, Maluku Utara.

Perannya meluas hingga program pengabdian masyarakat, seperti Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia (2022) dan Transformasi Politeknik Pembangunan Pertanian (2022).

Publikasi dan Riset

Sebagai peneliti, Dadan Hindayana tercatat memiliki lebih dari 20 publikasi ilmiah yang banyak membahas entomologi, proteksi tanaman, dan pertanian berkelanjutan.

Penelitian penting: Keanekaragaman dan peran fungsional serangga Ordo Cleopatra di area reklamasi pascatambang batu bara di Berau, Kalimantan Timur (2023)

Karya lain: Effects of intraguild predation on aphid parasitoid survival (2000), Preferensi serangan tikus sawah (Rattus argentiventer) terhadap tanaman padi (2020)
Di Science and Technology Index (SINTA), skor publikasinya mencapai 643 (2024) dengan 13 sitasi di tahun 2024 dan 98 sitasi pada 2023.

Penghargaan

Sebagai entomologis terkemuka, Dadan Hindayana kerap diundang menjadi pembicara di berbagai forum nasional.

Pada 2024, misalnya, ia hadir sebagai narasumber di PKKMB Universitas Hasanuddin.

Selain membicarakan isu pertanian, ia juga aktif menyuarakan gagasan tentang pangan, gizi nasional, dan pertanian berkelanjutan.

2 Masalah MBG

MBG program Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo – Gibran kini jadi sorotan.

Selain membuat siswa keracunan, menu MBG ditemukan belatung.

Beredar video menunjukkan menu MBG di Kabupaten Tanggamus, Lampung terinfeksi larva belatung.

Pada dasarnya, larva belatung berbahaya, meskipun tingkat bahayanya tergantung pada situasinya.

Belatung sendiri adalah larva dari lalat, yang sering ditemukan di lingkungan kotor atau pada bahan organik yang membusuk, seperti sampah, bangkai, atau makanan basi.

Belatung sering kali menjadi pembawa bakteri berbahaya.

Ketika belatung atau makanan yang terkontaminasi belatung termakan, bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari keracunan makanan, diare, mual, hingga demam.

Dalam video, perekam terlihat menunjukkan larva-larva ulat yang berada di tepian celak ompreng pada lauk telur ceplok dan sayur.

“Tolong dapur MBG cek kesehatannya, masa ini ada ulatnya. Tidak baik untuk anak-anak. Dengan terpaksa, makanan ini tidak kami bagikan kepada siswa. Mohon diperhatikan higienis dan kesehatannya di dapur MBG,” ungkap perekam video tersebut.

Insiden ini terjadi pada Rabu (14/9/2025) di SDN 1 Karang Agung, Kecamatan Semaka, di mana makanan tersebut dikirim oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Pekon Sudimoro.

Perekam video juga menyampaikan bahwa kegiatan santap MBG langsung dihentikan setelah penemuan tersebut.

Sulaiman, salah satu orangtua murid menyatakan, keputusan sekolah untuk membatalkan pembagian MBG adalah langkah yang tepat.

“Untung ketahuan, coba kalau sudah dibagi dan dimakan, yang jadi korban kan anak-anak kami,” kata Sulaiman saat dihubungi pada Kamis (25/9/2025).

Hingga saat ini, Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung, Saipul, belum memberikan konfirmasi atau keterangan resmi mengenai insiden tersebut.

Jawa Barat Tempati Peringkat Tertinggi Kasus Keracunan

Pengawasan terhadap program MBG menjadi sorotan publik setelah banyaknya laporan kasus keracunan yang dialami siswa.

Tercatat, ratusan siswa di 16 provinsi mengalami keracunan usai menyantap menu MBG dengan total mencapai 5.626 kasus.

Dari 5.000-an kasus keracunan MBG itu, Jawa Barat menempati peringkat tertinggi dengan laporan sebanyak 2.051 kasus.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan melakukan evaluasi secara total pelaksanaan program MBG di wilayahnya.

Dedi Mulyadi melihat, ada dua hal yang perlu dievaluasi yakni soal kualitas menu makanan yang disajikan, serta kemampuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai vendor pelaksana kegiatan.

“Pertama, penyelenggara kegiatannya mampu atau tidak dan yang kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak,” kata Dedi Mulyadi di Bale Pakuan, Kota Bogor, Rabu (24/9/2025).

“Kedua hal itu yang akan menjadi objek penyelidikan saya, artinya, saya akan mengevaluasi dalam dua hal itu,” lanjutnya.

Dalam sepekan ini, Dedi Mulyadi akan bertemu dengan pengelola SPPG di Jawa Barat.

Hal itu dilakukan untuk melihat serta memastikan unsur kelayakan pelayanan.

Jika ditemukan adanya pengelola SPPG yang tidak memenuhi standar pelayanan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengambil tindakan tegas berupa penggantian.

“Kalau ternyata tidak mampu dan angka keracunan tetap tinggi, tentu harus ada evaluasi, vendor pelaksana yang tidak sesuai dengan harapan harus diganti,” kata Dedi Mulyadi.

Ia mengatakan, banyak siswa yang akhirnya menjadi trauma akibat kasus ini.

Meski belum ada laporan korban jiwa, namun kasus keracunan MBG menimbulkan dampak serius terhadap kondisi psikis para siswa.

“Walau tidak ada (laporan kasus) meninggal, anak-anak yang seharusnya mendapat asupan gizi justru keracunan, itu menimbulkan trauma,” kata Dedi Mulyadi.

Menurutnya, kasus keracunan MBG terjadi karena adanya ketimpangan antara jumlah peserta penerima MBG dengan jumlah pelayan di SPPG.

Selain itu, jarak atau lokasi distribusi yang jauh serta pola penyajian makanan yang tidak sesuai turut memicu kasus keracunan.

“Misalnya, masaknya jam 1 malam, tapi disajikan jam 12 siang, jarak waktunya terlalu lama, itu perlu dievaluasi,” kata Dedi Mulyadi.

“Kalau penyelenggara tidak mampu, ya harus diganti dengan yang lebih mampu,” jelasnya.

TAGGED:Badan Gizi NasionalDadan HindayanaKepala BGNKeracunan MBGMakan Bergizi Gratis
SOURCES:tribunnews.com

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Share
Previous Article Kronologi Ahmad Sahroni Ngumpet di Toilet saat Rumahnya Dijarah Massa, Kabur Lewat Atap
Next Article Sule Kena Tilang Saat Bawa Mobil Double Cabin, Ini Penjelasan Kadishub
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

Sosok Cindy Istri Gilang Kurniawan, Pengantin Baru Tewas saat Bulan Madu di Lakeside Glamping Alahan Panjang
Nasional
Oktober 12, 2025
Wajah Tegang Bahlil hingga Colek Rosan Saat Prabowo Ungkap Kerugian Tambang Ilegal Rp300 Triliun
Nasional Politik
Oktober 8, 2025
Viral Debt Collector Tantang Polwan saat Tarik Mobil di Tangerang, Endingnya Ditangkap
Nasional
Oktober 6, 2025
Giliran Gelar Sarjana Istri Jokowi Dikulik, Dosen UMS: Setahu Kami Tak Lulus, Kok Ada Gelar M.M.-nya?
Politik
Oktober 11, 2025
Pengamat Baca Motif Jokowi Temui Prabowo Terkait Ijazah Gibran, Pemanggilan Mendikti Jadi Kunci
Politik
Oktober 8, 2025
Sita 6 Smelter yang Bikin Rugi Rp 300 T, Prabowo Dianggap Tidak Omon-omon Soal Memberantas Tambang Ilegal
Nasional Politik
Oktober 8, 2025
Viral Demo Pakai BH dan Celana Dalam, Emak-emak Pendukung Jokowi: Biar Dapat Perhatian
Politik
Oktober 10, 2025
Dina Oktaviani Karyawan Alfamart Dibunuh Atasannya Heryanto, Pelaku Setubuhi Korban
Nasional
Oktober 10, 2025
Balik Nama Kendaraan Bekas Resmi Rp 0, Jangan Ditunda ya, Begini Aturannya
Nasional
Oktober 9, 2025
Kepala Desa Belum Pastikan Keaslian Cek Rp 3 Miliar, di Pernikahan Kakek 74 Tahun dengan Gadis Muda di Pacitan
Nasional
Oktober 10, 2025
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
Nasional Politik
Oktober 8, 2025
Diungkap Abu Bakar Ba’asyir: Jokowi Tidak Takut Miskin dan Siap Kembalikan Uang ke Negara
Politik
Oktober 8, 2025
Beredar Link Video 1 Menit Hilda Pricillya VS Pratu Risal Junior Suaminya di Hotel
Nasional
Oktober 9, 2025
Heboh Video Ari Lasso Bentak Pacarnya, Disebut Red Flag oleh Netizen, Kini Gercep Minta Maaf
Seleb
Oktober 9, 2025
Korupsi Jokowi (OCCRP) Harus Dituntaskan KPK
Politik
Oktober 6, 2025
Mbah Tarman yang Nikahi Wanita Muda dengan Cek Rp3 M, Ternyata Eks Napi Kasus Penipuan Rp20 Triliun
Nasional
Oktober 12, 2025
Viral Jeka Saragih Eks Petarung UFC Nyaris Adu Jotos dengan Petugas Bandara Gegara Dibentak
Nasional
Oktober 9, 2025
Sosok Mr J PSI Kalah Tenar dari Purbaya
Politik
Oktober 12, 2025
Tanda Tanya SBY Tidak Menyalami Kapolri di Perayaan HUT TNI
Politik
Oktober 7, 2025
Sosok Sisilia Hendriani, Mahasiswi di Riau Peras Pengusaha Sawit dengan Modus VCS: Raup Rp1,6 Miliar
Nasional
Oktober 12, 2025
Telusuri Dugaan Aliran Uang Tambang Ilegal, PPATK Didesak Audit Rekening Jaksa Agung ST Burhanuddin
Nasional
Oktober 7, 2025
Viral! Mobil Sri Sultan HB X Disalip Rombongan Tot Tot Wuk Wuk saat Antre di Lampu Merah
Nasional
Oktober 12, 2025
© 2025 Jurnalnetizen.com Network. All Rights Reserved.
  • About Us
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Contact Us
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?