Jurnalnetizen.com – Sudah empat hari sejak Arya Daru Pangayunan, seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri, ditemukan tewas dalam kondisi mencurigakan di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, namun polisi belum merilis detail terkait kasus tersebut.
Arya, yang bekerja di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia, ditemukan tewas pada Selasa pagi dengan wajah dibalut lakban dan tubuhnya ditutupi selimut. Kamar tersebut terkunci dari dalam, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang terlihat, memicu spekulasi publik tentang penyebab sebenarnya kematiannya.
Pada Jumat pagi, tim gabungan kepolisian kembali ke lokasi kejadian di Jalan Gondangdia Kecil untuk melakukan olah TKP lanjutan. Kasus yang awalnya ditangani oleh Kepolisian Resor Jakarta Pusat ini telah diambil alih oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya karena kompleksitas dan sensitivitasnya.
Petugas memeriksa beberapa area di dalam kamar, termasuk ventilasi jendela dan sudut-sudut lainnya, serta memperluas garis polisi hingga ke gerbang depan kos untuk membatasi akses publik, berbeda dari pemeriksaan sebelumnya.
Meskipun minat publik semakin meningkat, polisi mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk menganalisis bukti-bukti penting sebelum mengumumkan kesimpulan apa pun. Kapolda Metro Jaya Karyoto menjelaskan bahwa penyidik sedang bekerja intensif untuk mengumpulkan dan meninjau bukti-bukti kunci, termasuk hasil otopsi, data forensik, dan komunikasi digital.
Berbicara kepada wartawan pada Kamis malam, Karyoto mengatakan tim forensik digital telah dikerahkan untuk memeriksa ponsel dan laptop Arya, yang diperkirakan akan mengungkap aktivitas dan komunikasinya sebelum kematiannya. Penyidik juga telah meninjau dua rekaman CCTV dari sekitar rumah kos dan memeriksa lima saksi, termasuk istri Arya, untuk menyusun kronologi kejadian yang lebih jelas.
“Penyelidikan ini membutuhkan pendekatan ilmiah dan profesional untuk memastikan fakta-fakta yang kami umumkan nanti akurat,” kata Karyoto, seraya menambahkan bahwa temuan tersebut diperkirakan akan dirilis dalam waktu seminggu.
Kasus ini telah menarik perhatian publik yang luas, dan para anggota DPR mendesak penyelidikan menyeluruh. TB Hasanuddin, anggota Komisi I DPR, menepis spekulasi bahwa Arya meninggal karena bunuh diri.
“Beliau diplomat muda dengan rekam jejak yang impresif, dan pernah menjadi saksi dalam kasus perdagangan manusia di pengadilan,” ujar Hasanuddin, Jumat.
Di tengah spekulasi yang beredar di media sosial, Karyoto mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi. Mohon tunggu hasil resmi dari penyelidikan dan hindari penyebaran hoaks yang dapat memperburuk keadaan,” ujarnya.