Jurnalnetizen.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya penguatan stok beras dalam negeri sebelum mempertimbangkan ekspor meski produksi beras saat ini mengalami peningkatan signifikan, untuk menjaga ketahanan pangan.
Ia mencatat meski produksi beras meningkat signifikan hingga saat ini stok mencapai 3,18 juta ton, Kementerian Pertanian tetap fokus pada penguatan stok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hal tersebut disampaikannya di sela-sela rapat koordinasi dengan penyuluh pertanian yang digelar secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu.
Mentan menegaskan pemerintah akan mempertimbangkan ekspor beras jika kebutuhan dalam negeri benar-benar terpenuhi, mengingat adanya tantangan iklim yang dapat memengaruhi produksi pangan nasional.
Sulaiman menekankan pentingnya mengantisipasi kondisi ekstrem dengan belajar dari pengalaman negara lain, seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina, yang mengalami masalah stok pangan akibat ketidakpastian iklim dan cuaca ekstrem.
Ia juga menegaskan Indonesia saat ini berada di jalur yang tepat menuju swasembada pangan, dengan komitmen kuat menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan global yang semakin dinamis.
“Kita harus mengantisipasi yang terburuk. Jangan sampai apa yang terjadi di Jepang, Malaysia, dan Filipina terjadi pada kita,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan izin bagi Indonesia untuk mengekspor beras ke sejumlah negara karena produksi beras di dalam negeri saat ini sedang berlebih.
Kendati demikian, ia tidak menyebutkan negara mana saja yang akan mengimpor beras dari Indonesia.
Baru-baru ini, pemerintah Malaysia menyampaikan minatnya untuk mengimpor beras dari Indonesia.
“Saya mendapat laporan dari Menteri Pertanian, Menteri Koordinator Pangan, bahwa ada beberapa negara yang meminta kita untuk mengirim beras. Saya mengizinkan,” katanya saat peluncuran Gerakan Menanam Indonesia di Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4).