Jurnalnetizen.com – Thailand saat ini tengah mengupayakan kursi di BRICS yang dipimpin Tiongkok, dan rencananya baru saja mendapat persetujuan dari Indonesia, pendatang baru di kelompok tersebut.
Presiden Prabowo Subianto telah terbang ke Bangkok untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra. Indonesia merupakan pendatang baru terbaru dalam kelompok BRICS dan bahkan berhasil mengamankan keanggotaan penuh dalam waktu kurang dari tiga bulan. Tetangganya di ASEAN, Thailand, ingin mengikuti jejaknya — sesuatu yang diperhatikan oleh Prabowo.
“Indonesia sepenuhnya mendukung upaya Thailand untuk menjadi anggota BRICS. Kami akan memfasilitasi [Thailand] dalam hal ini,” kata Prabowo dalam sebuah pernyataan.
Selain kemungkinan perluasan BRICS, Prabowo juga mengungkapkan rencana untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Seperti yang diharapkan, Prabowo menawarkan kemitraan yang melibatkan dana kekayaan kedaulatan Indonesia, Danantara. Transkrip pernyataan Sinawatra menunjukkan bahwa pemimpin Thailand tersebut tidak berbicara tentang pencalonan negaranya untuk BRICS. Meski begitu, Shinawatra setuju bahwa kedua negara harus lebih jauh meningkatkan hubungan ekonomi bilateral mereka — khususnya untuk produk halal dan pertanian.
Rusia, salah satu anggota pendiri BRICS, akhir tahun lalu memberi tahu Thailand bahwa blok tersebut telah setuju untuk menerima Bangkok sebagai “negara mitra” mulai Januari 2025. Awal bulan ini, pemerintah Thailand dilaporkan telah meminta dukungan Rusia untuk menjadi anggota penuh, menurut laporan media. Malaysia adalah negara ASEAN lain yang telah menjadi negara mitra BRICS.
Indonesia baru mengajukan permohonan untuk menjadi anggota BRICS setelah Prabowo berkuasa pada bulan Oktober. Pada bulan Januari, ketua BRICS saat ini, Brasil, mengumumkan bahwa kelompok tersebut telah memberikan lampu hijau untuk menjadikan Indonesia sebagai anggota penuh. BRICS adalah kelompok informal yang terdiri dari negara-negara ekonomi berkembang seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan — maka dari itu akronimnya digunakan. BRICS kemudian berkembang hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan yang terbaru, Indonesia. Sebagai sebuah kelompok, BRICS terutama bergerak di bidang-bidang seperti perdagangan, keuangan, dan lain-lain.
Sebuah negara harus memenuhi sejumlah kriteria sebelum dapat menjadi bagian dari klub BRICS. Keanggotaan hanya terbuka untuk anggota PBB. Kandidat juga harus menjaga hubungan diplomatik yang baik dengan semua negara ekonomi BRICS dan harus menahan diri untuk tidak menerapkan sanksi tanpa otorisasi dari Dewan Keamanan PBB.
Statistik resmi pemerintah menunjukkan bahwa perdagangan Indonesia-Thailand mencapai total $17,4 miliar pada tahun 2024. Jakarta membukukan defisit $2 miliar saat melakukan perdagangan dengan Thailand tahun itu. Namun, Indonesia berhasil membalikkan keadaan dengan membukukan surplus $484,8 juta pada tiga bulan pertama tahun 2025.