Jurnalnetizen.com – Indonesia dan Malaysia sepakat untuk bersama-sama mengembangkan Blok Ambalat yang kaya sumber daya di Laut Sulawesi, menandai langkah besar menuju penyelesaian sengketa maritim yang telah berlangsung puluhan tahun sambil membuka cadangan minyak dan gas yang belum dimanfaatkan senilai miliaran dolar.
Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan kesepakatan tersebut di Istana Merdeka Jakarta pada hari Jumat, menggambarkan model “pengembangan bersama” sebagai solusi pragmatis sementara batas-batas hukum masih dalam negosiasi.
“Kami telah sepakat bahwa sementara kami menyelesaikan aspek hukum, kami akan memulai kerja sama ekonomi di bawah apa yang kami sebut pengembangan bersama,” kata Prabowo.
“Apa pun yang kami temukan di perairan ini, akan kami eksploitasi bersama. Kami ingin bekerja untuk kepentingan rakyat dan negara kami,” tambahnya.
Blok Ambalat, yang terletak di dekat perbatasan maritim di lepas pantai Kalimantan Timur, mencakup sekitar 15.235 kilometer persegi dan diyakini menyimpan hingga 1 miliar barel minyak dan 40 triliun kaki kubik gas. Produksi dapat menghasilkan hingga 40.000 barel per hari selama tiga dekade, yang berpotensi meningkatkan produksi minyak bagi kedua negara.
Blok tersebut menjadi subyek sengketa maritim yang bermula dari klaim peta Malaysia tahun 1979 atas Ambalat, yang ditolak oleh Indonesia dan negara-negara tetangga ASEAN. Putusan Mahkamah Internasional tahun 2002 tentang pulau-pulau Sipadan-Ligitan di dekatnya tidak menyelesaikan batas-batas maritim, sehingga membuat Ambalat terkatung-katung dan memicu kebuntuan angkatan laut secara berkala.
Meskipun ada ketegangan, kedua negara sebelumnya mengeluarkan hak eksplorasi yang tumpang tindih, dengan Indonesia memberikan konsesi kepada Shell dan Unocal pada awal tahun 2000-an, kemudian dialihkan ke ENI dan Chevron dari Italia sebelum PT.Pertamina mengambil alih Ambalat Timur berdasarkan kontrak selama 30 tahun pada tahun 2016.
Pada tahun 2023, pejabat Indonesia mulai berbagi data teknis dengan PT.Petronas Malaysia sebelum perjanjian tersebut, yang membuka jalan bagi kesepakatan saat ini. Kemitraan tersebut dapat mencerminkan kerja sama yang ada antara PT.Pertamina dan perusahaan minyak Malaysia Petronas di blok gas Masela di Maluku.
Anwar, yang sebelumnya menyatakan minatnya untuk mempererat hubungan energi dengan Jakarta, mengisyaratkan kesiapan Malaysia untuk mengizinkan Petronas menjajaki usaha-usaha baru dengan PT.Pertamina di luar proyek-proyek bersama saat ini.
Selain Ambalat, Prabowo dan Anwar juga membahas perluasan perdagangan bilateral, peningkatan pengelolaan perbatasan darat dan laut, serta peningkatan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di Malaysia, yang menandakan hubungan yang semakin erat di bawah pemerintahan baru kedua pemimpin.