Jurnalnetizen.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan eceran akan turun 6,9 persen pada April 2025, menyusul kenaikan tajam 13,6 persen pada Maret. Penurunan ini disebabkan oleh kembalinya permintaan normal setelah periode belanja liburan Ramadan dan Idulfitri yang padat.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, juru bicara BI Ramdan Denny Prakoso, mengatakan penjualan eceran pada bulan April diperkirakan akan menyusut karena berkurangnya permintaan setelah periode belanja puncak terkait liburan. “Normalisasi permintaan setelah berakhirnya Ramadan dan Idulfitri berdampak pada penjualan eceran,” kata Prakoso.
Sebagian besar kategori produk mengalami penurunan, dengan penurunan paling signifikan terjadi pada barang-barang rumah tangga (-10,6 persen), makanan, minuman, dan tembakau (-7,2 persen), dan pakaian (-9,1 persen). Satu-satunya segmen yang menunjukkan perbaikan, meskipun masih dalam kontraksi, adalah bahan bakar kendaraan bermotor, yang mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,8 persen, didukung oleh distribusi yang lancar.
Indeks Penjualan Riil (IPR) BI pada April 2025 diproyeksikan mencapai 231,1, didukung oleh pertumbuhan suku cadang mobil, bahan bakar kendaraan bermotor, dan aksesori sandang. Namun, sektor lain, terutama peralatan informasi dan komunikasi, barang rumah tangga, serta makanan, minuman, dan tembakau, diperkirakan mengalami penurunan penjualan.
Pada Maret 2025, IPR berada pada angka 248,3, mencerminkan pertumbuhan 5,5 persen secara tahunan (yoy), menandai peningkatan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2 persen secara tahunan pada Februari. Kenaikan IPR terutama didorong oleh makanan, minuman, tembakau, barang budaya, barang rekreasi, dan sandang, dengan penjualan eceran tumbuh 13,6 persen dari Februari, didorong oleh permintaan Ramadan dan Idulfitri, serta diskon pengecer.
Ke depannya, survei BI mengindikasikan bahwa pengecer memperkirakan penjualan yang lebih rendah pada Juni dan September 2025, dengan Indeks Ekspektasi Penjualan Eceran (IEP) untuk bulan-bulan ini diperkirakan masing-masing sebesar 125,5 dan 137,1, keduanya lebih rendah dari pembacaan sebelumnya sebesar 147,3 dan 162,8. Responden mengindikasikan bahwa penurunan pada Juni akan dipengaruhi oleh periode ujian sekolah, sementara penurunan pada September disebabkan oleh aktivitas normal dan tidak adanya hari libur atau acara penting.
Dari sisi harga, tekanan inflasi juga diperkirakan menurun pada bulan Juni dan September 2025, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) yang diperkirakan masing-masing sebesar 146,4 dan 153,1, turun dari sebelumnya masing-masing sebesar 148,3 dan 155,5. Responden mengaitkan penurunan ekspektasi harga tersebut dengan ketersediaan barang yang cukup dan pola permintaan yang normal, terutama pada bulan September.