Jurnalnetizen.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia pada hari Kamis mengonfirmasi bahwa keputusannya untuk mengeluarkan LG Energy Solution dari Korea Selatan dari konsorsium terkemuka yang mengembangkan industri baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di negara tersebut adalah keputusannya.
Bertentangan dengan laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa LG telah menarik diri secara sukarela, Bahlil menekankan bahwa pemerintah telah meminta LG untuk mundur karena penundaan terus-menerus dalam komitmen investasinya.
“Narasi bahwa LG menarik diri dari konsorsium tidak akurat. Sebenarnya, saya sebagai Ketua Satgas [Kemandirian Energi] membuat keputusan untuk membatalkan keikutsertaan LG karena penundaan yang berkepanjangan,” kata Bahlil setelah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara di Jakarta.
Dia menolak menjelaskan lebih lanjut tetapi mengatakan keputusan itu dibuat setelah berkonsultasi dengan Menteri Investasi Rosan Roeslani dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Huayou dari Tiongkok Diincar Sebagai Pengganti
Setelah LG disingkirkan, pemerintah kini tengah berunding dengan Huayou dari Tiongkok, perusahaan pengolah nikel terkemuka, untuk bergabung dalam konsorsium tersebut. Huayou, melalui anak perusahaannya di Indonesia, Huayou Indonesia, telah aktif dalam proyek-proyek nikel besar, termasuk operasi di Teluk Weda, Halmahera, Maluku Utara.
Konsorsium tersebut yang mencakup Indonesia Battery Corporation (IBC) dan perusahaan tambang milik negara Aneka Tambang (Antam) telah berkomitmen untuk memberikan total investasi sebesar $9,8 miliar, yang dialokasikan di seluruh rantai pasokan baterai kendaraan listrik: $850 juta untuk penambangan hulu, $4 miliar untuk pengembangan peleburan, $1,8 miliar untuk fasilitas pemrosesan katode, dan $3,2 miliar untuk pabrik sel baterai.
Proyek ini merupakan bagian inti dari ambisi pemerintah Indonesia untuk memposisikan negara ini sebagai pusat global dalam rantai pasokan kendaraan listrik, dengan memanfaatkan cadangan nikelnya yang besar untuk menarik investasi strategis.