Jurnalnetizen.com – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pada hari Rabu bahwa perjanjian perdagangan terbaru Indonesia dengan AS menandai era baru saling menguntungkan, seiring Washington memangkas tarif yang akan diberlakukan terhadap Jakarta menjadi 19 persen.
Prabowo—yang kini sedang dalam perjalanan ke Jakarta setelah perjalanan bisnisnya selama berminggu-minggu—mengatakan bahwa ia baru saja berbicara dengan mitranya dari Amerika, Donald Trump, melalui telepon. Panggilan telepon tersebut dilakukan di tengah negosiasi bolak-balik mengenai tarif timbal balik yang akan mulai berlaku bulan depan. Trump baru-baru ini mengungkapkan di media sosial bahwa ia telah setuju untuk menurunkan tarif barang-barang Indonesia menjadi 19 persen, turun 13 poin persentase dari tarif yang diumumkan pada bulan April. Sebagai imbalannya, Indonesia akan menghapus hambatan perdagangan dan non-perdagangan terhadap barang-barang Amerika yang memasuki pasarnya. Kesepakatan ini juga akan memungkinkan Jakarta membeli 50 jet Boeing, energi senilai $15 miliar, dan produk pertanian senilai $4,5 miliar dari AS.
“Saya melakukan percakapan telepon yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Bersama-sama, kami sepakat dan sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS ke era baru yang saling menguntungkan antara kedua negara besar kita,” tulis Prabowo di akun Instagram resminya.
“Presiden Trump menyampaikan salam hangatnya kepada rakyat Indonesia.”
Namun, Prabowo tidak mengungkapkan detail perjanjian tersebut.
Berbicara kepada wartawan di Pangkalan Gabungan Andrews, Trump mengatakan sebelumnya pada hari yang sama bahwa ia menyambut baik kesepakatan perdagangan terbaru dengan Jakarta.
“Indonesia hebat. Beliau [Prabowo] adalah presiden yang hebat. Kami membuat kesepakatan yang luar biasa di mana mereka [Indonesia] membuka seluruh wilayah negara untuk berdagang dengan AS. Kami tidak diizinkan masuk dan berdagang,” kata Trump kepada pers, seperti yang terlihat dalam video Gedung Putih.
Langkah tarif ini merupakan bagian dari strategi Trump untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan AS. AS melaporkan bahwa defisitnya dengan Indonesia telah melonjak 5,4 persen year-on-year menjadi $17,9 miliar pada tahun 2024. Trump sebelumnya mengancam Indonesia dengan tarif 32 persen yang berlaku mulai bulan depan.