Jurnalnetizen.com – Dewan Ekspor Kedelai AS (USSEC) menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena tidak mengenakan tarif balasan sebagai tanggapan atas langkah-langkah perdagangan Washington baru-baru ini, termasuk tarif sebesar 32 persen yang berdampak pada Indonesia.
Berbicara di Jakarta pada hari Kamis, Ibnu Eddy Wiyono, direktur USSEC untuk Indonesia, mengatakan bahwa tarif balasan apa pun dari Indonesia dapat sangat menghambat ekspor kedelai AS, yang saat ini memasok sebagian besar kebutuhan kedelai Indonesia.
“Selama Indonesia tidak mengenakan tarif balasan, kami aman,” kata Ibnu. “Awalnya, kami khawatir pemerintah Indonesia akan membalas dengan tindakan balasan yang menargetkan komoditas AS, terutama kedelai.”
Ia memuji keputusan Jakarta untuk mengupayakan dialog alih-alih pembalasan, dengan mengatakan, “Kami menghargai pilihan pemerintah untuk berunding alih-alih menyamakan tarif AS.”
Menurut data USSEC, Amerika Serikat memasok hingga 2,6 juta ton kedelai ke Indonesia setiap tahunnya, yang mencakup sekitar 90 persen dari total impor kedelai negara tersebut. Sisanya berasal dari Kanada, Brasil, dan Argentina.
Meskipun stabilitas saat ini terjaga, eksportir kedelai AS tetap waspada. Ada kekhawatiran bahwa Indonesia akan menerapkan pembatasan jika AS memberlakukan hambatan perdagangan lebih lanjut pada ekspor utama Indonesia seperti minyak sawit dan udang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ini berada di AS untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang bertujuan meringankan beban tarif. Pemerintah Indonesia dilaporkan telah menawarkan kesepakatan perdagangan senilai $34 miliar yang melibatkan pembelian barang-barang AS, termasuk produk energi, mineral, komoditas pertanian, dan pesawat Boeing.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sugiono, dalam pertemuan dengan rekan-rekan ASEAN di Kuala Lumpur pada hari Rabu, menggambarkan tarif AS yang luas sebagai seruan bagi Indonesia untuk mempercepat upaya membangun ekonomi yang lebih mandiri.
“Ini merupakan seruan bagi Indonesia untuk memperkuat ekonomi domestiknya ekonomi yang mandiri dan kurang rentan terhadap guncangan eksternal,” ujarnya.