Jurnalnetizen.com – Israel dan Iran pada hari Selasa menerima usulan gencatan senjata dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang 12 hari yang telah mengguncang Timur Tengah. Kesepakatan itu terjadi setelah Teheran melancarkan serangan rudal balasan terakhir ke pangkalan militer AS di Qatar dan menargetkan kota-kota Israel.
Serangan udara dini hari Teheran pada hari Selasa menewaskan sedikitnya empat orang di Israel, sementara serangan udara Israel menghantam beberapa sasaran di seluruh Iran sebelum fajar.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menyetujui gencatan senjata dengan berkoordinasi dengan Trump. Ia mengatakan kepada kabinet keamanan Israel pada hari Senin malam bahwa negara itu telah mencapai tujuannya dalam operasi itu, termasuk melemahkan kemampuan nuklir dan rudal balistik Iran, merusak kepemimpinan militernya, dan membangun kendali atas wilayah udara Iran.
“Israel akan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata,” kata Netanyahu.
Serangan Israel terus berlanjut di kota-kota Iran hingga menjelang pukul 4 pagi, sementara rentetan rudal Iran membuat warga sipil di seluruh Israel berhamburan ke tempat perlindungan bom. Layanan darurat Magen David Adom Israel mengonfirmasi empat korban tewas dan delapan orang cedera.
Lebih dari satu jam setelah tenggat waktu bagi Iran untuk menghentikan serangan berlalu, Trump mengunggah di Truth Social: “GENCATAN SENJATA SEKARANG BERLAKU. JANGAN MELANGGARNYA! DONALD J. TRUMP, PRESIDEN AMERIKA SERIKAT!”
Televisi pemerintah Iran kemudian melaporkan gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 7:30 pagi waktu setempat. Pejabat Iran belum berkomentar secara terbuka sejak pengumuman Trump, meskipun Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi sebelumnya menyatakan Iran terbuka untuk menghentikan serangan udara jika Israel menghentikan “agresi ilegalnya” pada pukul 4 pagi waktu Teheran.
Rudal Iran menghantam sedikitnya tiga gedung apartemen padat penduduk di Beersheba, kota terbesar Israel di selatan. Petugas pertolongan pertama mengeluarkan empat mayat dari satu gedung dan mencari korban lainnya. Jalanan dipenuhi pecahan kaca, puing-puing, dan kendaraan yang terbakar.
Polisi mengatakan beberapa korban terluka meskipun berlindung di ruang aman yang diperkuat yang dirancang untuk menahan pecahan roket, tetapi tidak terkena serangan langsung dari rudal balistik.
Trump Nyatakan Gencatan Senjata Berlaku
Trump mengatakan gencatan senjata dimulai pada tengah malam waktu Washington, menyebutnya sebagai “AKHIR Resmi” dari konflik tersebut. Pernyataannya muncul tak lama setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran. Pejabat AS mengatakan Iran telah memperingatkan Washington sebelumnya, dan tidak ada korban jiwa.
Gedung Putih menganggap pengeboman infrastruktur nuklir Iran pada hari Sabtu sebagai titik balik dalam membujuk Israel untuk menerima gencatan senjata. Seorang pejabat senior AS mengatakan Trump berkomunikasi langsung dengan Netanyahu untuk menyelesaikan perjanjian tersebut, sementara Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan utusan Steve Witkoff menyampaikan pesan kepada Iran melalui saluran langsung dan tidak langsung. Qatar juga berperan dalam menjadi perantara kesepakatan tersebut.
Trump Sebut Konflik Ini sebagai “Perang 12 Hari”
Trump menjuluki konflik ini sebagai “Perang 12 Hari”, yang mengingatkan kita pada Perang Enam Hari tahun 1967, saat Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai. Perang itu masih memiliki makna politik dan emosional di seluruh wilayah, khususnya di kalangan warga Palestina.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah mengumumkan bahwa Iran tidak akan menyerah, meskipun perannya saat ini dalam negosiasi gencatan senjata masih belum jelas.
Serangan Iran untuk sementara menutup wilayah udara Israel untuk penerbangan darurat. Beberapa pesawat terpaksa terbang di atas Laut Tengah, menurut media lokal. Meskipun bandara telah ditutup sejak perang dimulai, penerbangan darurat terbatas telah dibuka kembali beberapa hari sebelumnya.
Qatar Airways juga membuka kembali penerbangan pada Selasa pagi setelah menangguhkan operasi untuk sementara waktu sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. Data pelacakan penerbangan menunjukkan lalu lintas komersial kembali ke wilayah udara Qatar.
Setidaknya 24 warga Israel tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka selama pertempuran tersebut. Serangan udara Israel terhadap Iran telah menewaskan sedikitnya 974 orang dan melukai 3.458 orang, menurut kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di AS. Organisasi tersebut mengidentifikasi 387 warga sipil dan 268 personel keamanan di antara korban tewas.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah mengevakuasi sekitar 250 warga negara Amerika dan keluarga mereka dari Israel melalui penerbangan pemerintah, militer, dan carteran. Diperkirakan 700.000 warga negara AS, sebagian besar berkewarganegaraan ganda Israel, masih berada di negara tersebut.