Jurnalnetizen.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya bersedia menjadi pemasok minyak Indonesia karena Moskow merangkul hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Jakarta.
Kerja sama ekonomi menjadi pokok bahasan utama selama pembicaraan bilateral Putin dengan mitranya dari Indonesia, Prabowo Subianto, di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg.
Prabowo sedang dalam perjalanan kenegaraan pertamanya ke Rusia sebagai presiden, tidak menghadiri undangan sebagai tamu di KTT G7 di Kanada.
Dalam jumpa pers bersama para pemimpin, Putin berbicara tentang niat Rusia untuk membantu Indonesia dalam memenuhi permintaan energi domestiknya, baik melalui ekspor maupun investasi.
“Kami siap untuk meningkatkan pasokan minyak dan gas alam cair [LNG] ke pasar Indonesia,” kata Putin.
Ia kemudian menunjukkan bagaimana perusahaan energi yang berpusat di Moskow, Rosneft, dan perusahaan minyak milik negara, PT.Pertamina, telah mengerjakan proyek kilang bersama di Tuban, Jawa Timur. Pernyataan singkat ini mengisyaratkan niat Moskow untuk tetap berada dalam proyek kilang meskipun mengalami kemunduran di masa lalu. Putin memberi tahu Prabowo tentang minat Rusia untuk berpartisipasi dalam proyek minyak dan gas lepas pantai baru.
“Kami siap membantu [Indonesia] memodernisasi infrastrukturnya untuk meningkatkan produksi dari ladang minyaknya yang sudah tua,” kata Putin dalam jumpa pers tersebut.
Prabowo tidak mengomentari kerja sama pasokan minyak saat menyampaikan pernyataan pers, tetapi mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Putin produktif.
Pemimpin Indonesia itu mengatakan: “Kerja sama kita di semua sektor, baik di bidang ekonomi, kerja sama teknis, perdagangan, investasi, pertanian … semuanya telah menyaksikan kemajuan yang berarti.”
Rosneft dan PT.Pertamina mendirikan perusahaan patungan untuk kilang Tuban pada tahun 2017, tetapi proyek ini telah lama terkatung-katung. Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, ditambah dengan sanksi Barat berikutnya, telah memengaruhi investasi luar negeri Moskow.
Menurut situs web resmi proyek tersebut, kilang ini dapat memproses hingga 300.000 barel minyak mentah per hari. Ini juga merupakan kilang akar rumput, artinya kilang ini akan dibangun sepenuhnya dari awal.
Taufik Adityawarman, bos unit kilang milik PT. Pertambangan Indonesia (Persero) Tbk, mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa PT. Pertambangan Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Rosneft (Persero) Tbk masih menggodok apa yang disebut sebagai keputusan investasi final.
Taufik mengklaim bahwa mereka akan membuat keputusan final pada kuartal keempat ini. Ia juga mengungkapkan bahwa penundaan tersebut telah menyebabkan harga proyek membengkak dari $13,5 miliar menjadi $23 miliar.
Tak lama setelah Indonesia bergabung dengan kelompok BRICS yang dipimpin Moskow awal tahun ini, Jakarta mengungkapkan minatnya untuk mengimpor minyak murah dari Rusia.
Rusia telah menjual minyaknya dengan harga diskon setelah dikenai sanksi Eropa setelah invasinya ke Ukraina. PT. Pertambangan Indonesia (Persero) Tbk baru-baru ini mengakui telah memasukkan minyak mentah Rusia dalam tender pembeliannya sejak Mei 2024.