Jurnalnetizen.com – Pemerintah Indonesia tengah bergerak maju dengan rencana untuk mengembangkan kawasan Rebana di Jawa Barat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, di samping memperkuat infrastruktur dan pengembangan industri di wilayah tersebut.
Kawasan Rebana mencakup tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat—Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon.
Ditetapkan sebagai klaster industri dan kawasan metropolitan baru, kawasan ini mencakup sekitar 20 persen dari total luas provinsi dan merupakan rumah bagi hampir 10 juta orang. Kawasan ini memberikan kontribusi sekitar 19 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Barat.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta pada hari Rabu, Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, menekankan perlunya percepatan pengembangan Rebana melalui berbagai kebijakan. Di antaranya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 dan integrasi proyek strategis nasional (PSN) seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, Jalan Tol Cisumdawu, dan Bendungan Cipanas.
“Dalam visi menuju Indonesia Emas 2045, kawasan Rebana diharapkan menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi tidak hanya bagi Jawa Barat, tetapi juga sebagai motor baru pembangunan nasional,” kata Salahuddin.
Berbicara pada pembukaan Rapat Joint Coordinating Committee (JCC) ke-2 tentang Proyek Pengembangan Kawasan Rebana, ia mencatat bahwa pengembangan Pelabuhan Patimban bertujuan untuk memperkuat struktur kelembagaan Badan Pengelola Kawasan Rebana, sekaligus memajukan pembangunan industri dan infrastruktur.
Rapat gabungan tersebut bertujuan untuk memperbarui rencana induk kawasan, mengidentifikasi proyek-proyek prioritas, meningkatkan sistem pelaksanaan proyek, dan menyiapkan perencanaan terperinci untuk pembangunan berprioritas tinggi. “Di antara PSN tersebut, Pelabuhan Internasional Patimban menonjol sebagai pencapaian yang signifikan. Pembangunan tahap kedua sedang berlangsung, dan setelah beroperasi, diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekspor-impor, mendukung relokasi industri, dan membangun rantai logistik baru,” imbuh Salahuddin.
Rapat tersebut juga membahas struktur keanggotaan, kemajuan zonasi untuk sektor-sektor utama, dan persiapan rencana induk jangka panjang dengan dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Selain itu, sesi tersebut membahas isu-isu strategis yang membutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta mitra internasional.
“Mari kita manfaatkan pertemuan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan koordinasi dan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat maupun daerah, serta mitra seperti JICA, guna mendukung terwujudnya Rebana Metropolitan yang sejahtera, berdaya saing global, dan berkelanjutan,” pungkas Salahuddin.