Jurnalnetizen.com – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kepada Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada hari Senin bagaimana dana kekayaan negaranya Temasek telah menginspirasi Indonesia untuk mendirikan Danantara.
Prabowo sedang dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara tetangga dan investor asing terbesar di Indonesia. Berbicara dalam konferensi pers bersama, Prabowo mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan Indonesia yang meniru praktik terbaik negara lain, karena pensiunan jenderal angkatan darat itu mencoba mendorong Temasek untuk bermitra dengan Danantara.
Temasek Singapura membanggakan portofolio bersih sebesar 389 miliar dolar Singapura ($303 miliar) per Maret 2024. Raksasa investasi ini melaporkan bahwa 53 persen dari portofolionya terdiri dari perusahaan yang berkantor pusat di Singapura, diikuti oleh China (13 persen), India (5 persen). Indonesia secara resmi meluncurkan Danantara pada akhir Februari, dan pemerintah mengklaim bahwa aset dana tersebut dapat melampaui $1 triliun. Dana ini saat ini menargetkan proyek-proyek yang berbasis di Indonesia.
“Di sekolah, kita tidak diperbolehkan menyalin pekerjaan rumah teman atau [selama] ujian. Tapi di dunia nyata, kenapa tidak boleh menyalin praktik terbaik, kan? Itu namanya meniru dengan bangga,” kata Prabowo, sembari memuji Singapura yang telah memulai “banyak kebijakan yang berhasil”.
“Sebuah prestasi Singapura yang kami tiru dengan bangga adalah dana kekayaan kedaulatan Anda: Temasek. … Nama Danantara sebenarnya berarti energi masa depan Indonesia. Jadi, kami melakukan ini untuk [generasi] masa depan [kami],” kata Prabowo.
Pembicaraan Prabowo-Wong menyaksikan pengumuman sejumlah nota kesepahaman (MoU). Tiga di antaranya berkisar pada ekonomi hijau, sementara satu dokumen menyebutkan Singapura kemungkinan menyediakan teknologi pertanian untuk Indonesia. Kedua pihak juga mengungkap laporan bersama tentang kerja sama ekonomi bilateral di bidang investasi, tenaga kerja, transportasi, dan lain-lain. Tidak ada satu pun dokumen yang secara khusus berfokus pada Danantara.
Namun, Prabowo mengungkap niat Indonesia agar Danantara membuat kesepakatan dengan Temasek tentang energi terbarukan. Ia juga menyebutkan pengembangan kawasan industri berkelanjutan di Batam, Bintan, dan Karimun, Riau, sebagai area potensial untuk kerja sama. Ketiga wilayah ini termasuk dalam ruang lingkup kerja salah satu MoU ekonomi hijau yang telah ditandatangani.
“Kami menantikan kolaborasi erat antara Temasek dan Danantara di semua sektor, terutama energi terbarukan, kawasan industri berkelanjutan, pengembangan Batam, Bintan, dan Karimun di sektor energi rendah karbon dan infrastruktur penting,” kata Prabowo.
Lawrence Wong tidak mengomentari Danantara maupun Temasek. Namun, politisi Singapura itu menyebut ekonomi hijau sebagai “satu area baru yang menjanjikan” karena pekerjaan sedang berlangsung bagi negara-negara tetangga untuk terlibat dalam perdagangan listrik bersih lintas batas. Ia menambahkan: “Pekerjaan kami pada ekonomi hijau memperkuat hubungan ekonomi kami yang sudah kuat dan beragam”.
Sejak awal berdirinya, dana Indonesia telah terbuka untuk mitra internasional. Danantara dan Otoritas Investasi Qatar telah membentuk dana bersama senilai $4 miliar yang ditujukan untuk membiayai energi terbarukan dan pemrosesan industri. Bos Danantara, Rosan Roeslani, mengklaim bahwa kesepakatan serupa dengan Malaysia, Tiongkok, dan Jepang sedang dalam proses.
Danantara sekarang mencakup 844 perusahaan milik negara, termasuk satu-satunya penyedia listrik negara itu, PLN, dan raksasa minyak, PT. Selama peluncurannya, Prabowo mengumumkan bahwa Danantara akan menginvestasikan sekitar $20 miliar dalam proyek-proyek yang sangat strategis seperti pemrosesan nikel dan bauksit Indonesia dalam putaran investasi pertamanya.