Jurnalnetizen.com – Seorang diplomat senior baru-baru ini mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan niat Presiden Prabowo Subianto untuk membuka hubungan dengan Israel.
Saat menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron, Prabowo mengungkap rencana Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dengan satu syarat: Israel mengakui negara Palestina. Pernyataan itu memicu wacana publik di media sosial, banyak yang terkejut dengan perubahan arah kebijakan luar negeri Indonesia. Indonesia telah menjadi pendukung setia kemerdekaan Palestina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rolliansyah “Roy” Soemirat baru-baru ini mengatakan bahwa Indonesia selalu berpegang teguh pada solusi dua negara. Ini adalah kerangka kerja yang diusulkan yang ditujukan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Kerangka kerja ini membayangkan pembentukan dua negara terpisah untuk Palestina dan Israel yang hidup berdampingan dalam batas-batas yang diakui.
“Kalau bicara kemerdekaan Palestina, solusi dua negara adalah yang paling memungkinkan. Jadi sudah sangat jelas, … kalau solusi dua negara sudah kita capai, apa lagi yang perlu dikhawatirkan?” kata Roy dalam acara bincang-bincang dengan stasiun televisi Beritasatu TV.
Pernyataan Prabowo itu juga menurut Roy bukan berarti Jakarta akan mengorbankan prinsip pro-Palestina demi keuntungan ekonomi.
“Kami pasti akan menolak kalau Israel menawarkan kerja sama ekonomi dengan syarat kami menjalin hubungan diplomatik, karena Israel belum mengakui kemerdekaan Palestina,” katanya.
Meski belum ada hubungan diplomatik resmi, Indonesia dan Israel masih menjalin hubungan dagang. Data pemerintah menunjukkan, perdagangan Indonesia-Israel pada 2024 mencapai US$237,2 juta, naik dari US$187,7 juta pada tahun sebelumnya.