Jurnalnetizen.com – Bank Central Asia (BCA) melaporkan laba bersih sebesar Rp 20,21 triliun ($1,2 miliar) untuk periode Januari-April 2025, menandai peningkatan 17,41 persen tahun-ke-tahun. Meskipun masih solid, tingkat pertumbuhan laba melambat dibandingkan dengan lonjakan 24,2 persen yang terlihat pada kuartal pertama tahun ini.
Menurut laporan keuangan bank yang dirilis pada hari Kamis, laba didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 6,13 persen, yang mencapai Rp 30,34 triliun dalam empat bulan pertama tahun 2025.
Selama periode yang sama, total penyaluran kredit BCA naik 12,84 persen menjadi Rp 923,09 triliun, mencerminkan ekspansi berkelanjutan dalam portofolio kreditnya.
Beban bunga bank juga naik tipis naik 3,34 persen tahun-ke-tahun menjadi Rp 4,08 triliun membalikkan tren penurunan yang terlihat dalam tiga bulan sebelumnya.
Meskipun terjadi peningkatan beban bunga, BCA berhasil mempertahankan pertumbuhan NII yang stabil, yang naik 6,58 persen tahun-ke-tahun menjadi Rp 26,26 triliun selama periode empat bulan.
Selain pendapatan bunga, bank juga membukukan peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee-based income) sebesar 7,31 persen secara tahunan, yang mencapai Rp 6,13 triliun, yang semakin mendukung laba bersihnya.
Kinerja BCA yang kuat tercermin dari rasio keuangannya, dengan laba atas aset (ROA) sebesar 4,20 persen dan laba atas ekuitas (ROE) sebesar 24,16 persen per April 2025.