Jurnalnetizen.com – Grab Indonesia pada hari Kamis menepis spekulasi pasar tentang potensi merger senilai $7 miliar dengan raksasa teknologi Indonesia GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), menyebut rumor tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki dasar yang terverifikasi.
“Spekulasi merger ini tidak didasarkan pada informasi yang terverifikasi, jadi kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut,” kata Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs di Grab Indonesia, dalam pernyataan resmi.
Laporan Bloomberg dan Reuters menunjukkan bahwa Grab telah menyewa penasihat hukum dan keuangan untuk memfasilitasi kesepakatan merger dengan GoTo, dengan sumber yang menunjukkan transaksi tersebut dapat ditutup paling cepat pada kuartal kedua tahun 2025. Kesepakatan yang diusulkan, dilaporkan bernilai sekitar $7 miliar (Rp114,8 triliun), akan menandai salah satu konsolidasi teknologi terbesar di Asia Tenggara.
Meski menolak menanggapi spekulasi tersebut secara langsung, Grab mengatakan fokusnya tetap pada penguatan operasi di Indonesia dan mendukung partisipasi ekonomi lokal.
“Prioritas kami adalah memberdayakan usaha kecil dan menyediakan peluang pendapatan berkelanjutan bagi warga Indonesia,” kata Tirza.
Ini bukan pertama kalinya rumor merger antara Grab dan GoTo mencuat. Laporan serupa muncul pada Februari 2024, tetapi kemudian dibantah oleh GoTo saat itu.
Pertanyaan tentang Kepemilikan Asing Kembali Muncul
Obrolan merger yang kembali muncul juga memicu kembali perdebatan publik tentang status Grab sebagai entitas yang didominasi asing. Sebagai tanggapan, perusahaan menggarisbawahi bahwa mereka beroperasi di Indonesia sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang terdaftar secara sah.
Grab mengatakan 99 persen tenaga kerjanya di Indonesia terdiri dari karyawan lokal. Hanya satu posisi tingkat eksekutif yang dipegang oleh warga negara asing.
“Kami percaya masa depan ekonomi digital Indonesia harus dipimpin oleh orang Indonesia. Grab Indonesia adalah upaya kolektif oleh dan untuk masyarakat Indonesia,” kata Tirza.
GoTo, yang dibentuk melalui penggabungan perusahaan transportasi daring Gojek dan perusahaan e-commerce Tokopedia pada tahun 2021, melaporkan hasil kuartal pertama yang kuat tahun ini. Perusahaan membukukan peningkatan laba bersih sebesar 37 persen secara tahunan menjadi Rp4,2 triliun, sekaligus mempersempit kerugian kuartalannya menjadi Rp276 miliar dari Rp420 miliar tahun sebelumnya.
Sementara itu, Grab Holdings Ltd. melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 17 persen secara tahunan pada Q4 2024 menjadi $764 juta, dengan nilai barang dagangan kotor (GMV) sesuai permintaan naik 20 persen menjadi $5 miliar. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu membukukan laba bersih sebesar $11 juta untuk kuartal tersebut dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dalam EBITDA yang disesuaikan sebesar $97 juta.