Jurnalnetizen.com – Pemerintah Belanda berencana mendatangkan lebih dari 30 perusahaan dari sektor pangan dan hortikultura untuk berinvestasi di Indonesia sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendukung pembangunan pertanian negara tersebut, kata duta besar Belanda pada hari Rabu.
Selama kunjungan ke Kementerian Pertanian Indonesia di Jakarta, Duta Besar Belanda Marc Gerritsen memuji kemajuan terkini Indonesia dalam mencapai swasembada pangan. Cadangan beras pemerintah negara tersebut untuk tahun 2025 telah mencapai rekor tertinggi 3,7 juta ton pada pertengahan Mei, didorong oleh meningkatnya produksi beras di seluruh nusantara.
Gerritsen mengatakan bahwa Belanda yang terkenal dengan teknologi pertaniannya yang canggih siap mendukung Indonesia melalui kemitraan yang konkret.
“Pada bulan Juni, kami akan melakukan misi ekonomi ke Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Pertanian kami, bersama dengan lebih dari 30 perusahaan hortikultura Belanda yang ingin berinvestasi di sektor pangan dan pertanian Indonesia,” kata Gerritsen dalam jumpa pers setelah pertemuannya dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Ia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Belanda akan memperkenalkan teknologi seperti rumah kaca, sistem budidaya modern, pengembangan benih berkualitas tinggi, dan inovasi pembibitan yang efisien untuk membantu meningkatkan produksi pangan Indonesia.
“Dengan teknologi kami, satu hektar rumah kaca dapat menghasilkan pangan dalam jumlah besar. Jadi, Anda tidak memerlukan lahan yang luas untuk memenuhi permintaan pangan,” jelasnya.
Menteri Amran menyambut baik kerja sama tersebut, terutama fokusnya pada hortikultura yang memegang peranan penting dalam ketahanan pangan nasional dan produksi pertanian berkelanjutan. Ia mengatakan kerja sama serupa telah dimulai di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dan Purwakarta, Jawa Barat.
“Kami telah memulai kerja sama di dua wilayah, bahkan pusat benih telah didirikan di Purwakarta. Kami berencana untuk mempercepatnya lebih jauh,” kata Amran.
Ia juga menggambarkan kerja sama ini sebagai inovasi utama dalam investasi pangan, dengan mengutip teknologi pertanian Belanda yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan hingga sepuluh kali lipat. Namun, ia menekankan pentingnya mempertimbangkan harga komoditas untuk memastikan daya saing di pasar domestik.
“Negara kita luas, memiliki kondisi iklim yang baik, dan menikmati biaya produksi yang rendah. Ini harus diperhitungkan dalam strategi investasi ke depan,” kata Amran.