Jurnalnetizen.com – Untuk melaksanakan program makanan bergizi gratis, Badan Gizi Nasional membutuhkan 90.000 lulusan perguruan tinggi untuk ditempatkan di 30.000 unit layanan gizi di seluruh Indonesia, kata seorang pejabat pada hari Selasa.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan, mengatakan lowongan pekerjaan tersebut juga tersedia bagi lulusan baru.
Badan tersebut secara khusus berupaya untuk mempekerjakan lulusan perguruan tinggi dengan gelar di bidang gizi dan akuntansi, berusia antara 22 dan 30 tahun.
“Akan ada satu ahli gizi per unit layanan, artinya kita membutuhkan 30.000 ahli gizi. Ditambah lagi, akan ada juga satu akuntan jadi satu lulusan akuntansi di setiap unit layanan,” tambah Tigor.
Seiring berjalannya program, inisiatif makanan bergizi gratis, yang dipelopori oleh Presiden Prabowo Subianto, diharapkan dapat merangsang ekonomi nasional. Saat ini, program tersebut telah mendirikan 1.295 unit layanan gizi di 38 provinsi di Indonesia. Setelah beroperasi penuh, dibutuhkan 30.000 unit layanan untuk mencapai target 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025.
“Program makanan bergizi gratis dapat menciptakan lapangan kerja dan membuka peluang untuk membeli hasil pertanian dari desa. Program ini juga akan mendorong dan memotivasi petani,” jelas Tigor.
Sebelumnya, pemerintah tengah menyusun mekanisme penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun untuk mempercepat pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis. Penambahan dana tersebut akan ditetapkan dalam Peraturan Presiden yang saat ini tengah disiapkan oleh kementerian terkait.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menjelaskan, percepatan program Makanan Bergizi Gratis membutuhkan dukungan dana yang cukup besar agar dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
“Saat ini kami sedang menyusun mekanismenya. Untuk mempercepat pelaksanaan program tersebut tentu membutuhkan tambahan dana,” kata Dadan, dikutip dari Antara, Kamis, 9 Mei.