Jurnalnetizen.com – Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi hilirisasi usaha kelapa sawit, khususnya untuk produk yang mengandung betakaroten (pro vitamin A) dan tokoferol (vitamin E), guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, belum banyak masyarakat yang menyadari bahwa minyak kelapa sawit mengandung zat gizi penting seperti betakaroten, tokoferol, medium chain triglyceride (MCT), squalane, dan antioksidan yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Ia menjelaskan, proses produksi minyak kelapa sawit modern melalui penyulingan minyak secara kimia justru menghilangkan kandungan gizi penting alami minyak kelapa sawit. Jadi, kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dari suplemen kesehatan sintetis atau dari sumber lain.
“Pemberian suplemen vitamin dari sumber nabati, termasuk dari minyak kelapa sawit yang diolah secara alami, menjadi pilihan cerdas untuk menjaga kecukupan gizi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak sekolah dan ibu hamil atau menyusui,” kata Ardika dalam keterangannya, Minggu.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian mendukung fasilitasi penelitian kerja sama antara Masyarakat Kelapa Sawit Indonesia (MAKSI) dengan PT Kimia Farma, dalam rangka penyusunan draf Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk suplemen berbahan dasar minyak kelapa sawit.
SNI produk suplemen kesehatan dinilai sangat penting untuk membuka peluang bagi seluruh pemangku kepentingan, baik BUMN, swasta, maupun pihak terkait lainnya untuk terlibat dalam program nasional penyediaan gizi yang cukup bagi masyarakat, termasuk program makan gratis.
Dukungan dari Kementerian Perindustrian antara lain dengan menggelar pertemuan teknis ilmiah untuk mematangkan konsep pengembangan produk suplemen bersama pakar gizi nasional, imbuhnya.
Kemenperin juga akan menjembatani aspek legal kerja sama, termasuk pengelolaan kekayaan intelektual dan menetapkan persyaratannya, sehingga hasil riset kolaboratif ini dapat diimplementasikan menjadi program berskala nasional, khususnya untuk mendukung program makan gratis.
“Kami berharap model pionir riset kolaboratif antara MAKSI dan PT Kimia Farma dalam produk suplemen kesehatan berbasis kelapa sawit ini dapat menjadi milestone baru dalam pengembangan sektor agroindustri yang berpotensi untuk dieksplorasi hingga skala industri komersial,” tutup Ardika.