Jurnalnetizen.com – Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyambangi sejumlah rumah calon siswa program Sekolah Rakyat di Bantul, Yogyakarta, untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran bagi keluarga prasejahtera.
“Presiden memerintahkan agar penerima manfaat program ini benar-benar berasal dari keluarga prasejahtera,” kata Priyono saat berkunjung, Sabtu.
Berdasarkan Data Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial, calon siswa Sekolah Rakyat tergolong dalam desil pertama, yakni keluarga prasejahtera yang tinggal di rumah tidak layak huni.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan dan mengurangi kemiskinan.
Saat berkunjung, ia mendapati salah satu keluarga calon siswa berpenghasilan Rp1-1,5 juta per bulan untuk menghidupi empat orang anak dengan satu orang tua.
“Kondisi ekonomi seperti ini membuat mereka sulit menyekolahkan anak-anaknya. Oleh karena itu, Presiden menghimbau agar Sekolah Rakyat dibuka tahun ini,” kata Priyono.
Ia menyoroti 53 lokasi yang sudah ada untuk pendirian Sekolah Rakyat, dengan kemungkinan menambah 47 sekolah lagi yang akan dibuka tahun ini.
Ia mengatakan presiden menekankan alokasi Sekolah Rakyat untuk siswa seperti Galuh dan Alvian, dua anak dari keluarga kurang mampu yang dikunjungi timnya pada hari Sabtu.
Sementara itu, ayah Alvian Setyo Nugroho, Ngadiman, mengatakan putranya bermimpi untuk melanjutkan pendidikan setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama tahun ini. Karena kesulitan biaya, ia memutuskan untuk bergabung dengan Sekolah Rakyat.
“Anak saya ingin sekolah, dan untung saja ada Sekolah Rakyat ini. Ini sangat membantu kondisi ekonomi saya,” katanya.
Sementara itu, Galuh, siswa kelas tiga SMP, mengungkapkan kebahagiaannya karena diikutsertakan dalam program Sekolah Rakyat dan menyampaikan cita-citanya untuk menjadi pramugari.
“Saya senang pemerintah dapat membantu saya untuk sekolah. Cita-cita saya adalah menjadi pramugari,” kata Galuh.