Jurnalnetizen.com – Saham perusahaan tambang emas dan nikel milik negara Aneka Tambang (Antam) telah melonjak 96,43 persen selama sebulan terakhir, ditutup pada Rp 2.750 pada hari Rabu, didorong oleh harga emas global yang mencapai rekor tertinggi dan laba Q1 yang kuat.
Analis memperkirakan reli akan terus berlanjut, dengan saham Antam kemungkinan akan melampaui level Rp 3.000, kembali ke wilayah harga yang terakhir terlihat pada tahun 2022.
“Berdasarkan pola historis, saham Antam berpotensi kembali ke kisaran Rp 3.000, seperti pada tahun puncaknya tahun 2022,” kata Ekky Topan, analis di Infovesta Kapital Advisori. “Ini adalah target jangka pendek hingga menengah yang realistis.”
Momentum kenaikan ini terjadi di tengah reli bersejarah harga emas global, yang mencapai $3.400 per ons pada bulan April. Sebagai produsen logam mulia terintegrasi, Antam diposisikan dengan baik untuk mendapatkan keuntungan dari lonjakan global.
Peran strategis Antam dalam program industrialisasi pertambangan pemerintah dan keterlibatannya dalam dana kekayaan negara Danantara yang baru diluncurkan, yang mengawasi 47 perusahaan milik negara, telah semakin memperkuat kepercayaan investor, kata Ekky.
Secara fundamental, momentum perusahaan didukung oleh hasil Q1 yang sangat kuat,” imbuhnya. “Antam membukukan laba bersih Rp 2,3 triliun [$139,5 juta], peningkatan sembilan kali lipat dari tahun ke tahun, terutama didorong oleh melonjaknya penjualan emas dan nikel.”
Perusahaan juga melaporkan lonjakan pendapatan konsolidasi sebesar 203 persen dari tahun ke tahun menjadi Rp 26 triliun ($1,6 miliar) pada kuartal pertama. Penjualan emas naik 93,2 persen dari tahun ke tahun menjadi 13,7 ton, meskipun ini menandai penurunan 9,7 persen dari kuartal sebelumnya.
Permintaan emas Antam terus didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan pegadaian milik negara Pegadaian, keduanya dipercaya untuk mengelola bank emas batangan pertama di Indonesia.
Menurut Hendra Wardana, pendiri Stocknow.id, saham Antam telah mengalami pembelian bersih asing senilai Rp 1,65 triliun selama 20 hari perdagangan terakhir.
“Pembelian yang konsisten dan dukungan asing yang kuat menunjukkan tren bullish yang berkelanjutan untuk Antam, setidaknya dalam jangka menengah,” kata Hendra. Ia juga mencatat bahwa valuasi Antam saat ini tetap menarik dibandingkan dengan perusahaan sejenis, yang selanjutnya memicu minat investor.