Jurnalnetizen.com – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah mencanangkan program untuk mencapai satu juta akseptor KB pada akhir Mei 2025, dengan bantuan bidan di seluruh Indonesia.
“Program satu juta akseptor KB ini kita mulai dari Tangerang, Banten,” kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, program ini mengutamakan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau yang biasa dikenal dengan kontrasepsi spiral.
Ia menjelaskan, AKDR merupakan alat kontrasepsi berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan, baik dengan cara menghalangi sperma untuk mencapai sel telur maupun dengan cara mengubah dinding rahim agar tidak terjadi implantasi.
Untuk mencapai target program tersebut, Menteri Wihaji mengatakan, kader kesehatan masyarakat akan melibatkan masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai program tersebut.
Selain itu, seluruh bidan di seluruh Indonesia juga diimbau untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perencanaan kehamilan, termasuk menjaga jarak kelahiran yang tepat.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan perencanaan yang baik dalam keluarga dan mendukung kesehatan secara menyeluruh. Oleh karena itu, kader kesehatan akan bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Kementerian juga akan melakukan pendekatan dengan membuka layanan KB di acara-acara publik,” jelas Wihaji.
Misalnya, pada 7 Mei, Kementerian akan menyelenggarakan layanan di sebuah acara sosial di sebuah pabrik.
“Layanan ini akan menyasar pekerja perempuan,” ungkapnya.
Menurut Menteri, kesadaran masyarakat tentang pentingnya KB sudah mulai meningkat, meskipun edukasi lebih lanjut masih diperlukan.
“Memiliki anak terlalu lama atau terlalu pendek itu tidak ideal. Itulah sebabnya kami terus memberikan pemahaman dan edukasi yang tepat,” imbuhnya.