Anggota Komisi IV DPR Rajiv mengkritik Bulog terkait pengawasan distribusi beras bersubsidi. Awalnya, dia bercerita menerima video yang menunjukkan kecurangan oknum pedagang beras nakal yang menukar karung beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dengan karung beras kemasan.
Aksi itu diduga dilakukan agar beras subsidi bisa dijual kembali dengan harga mahal. Padahal, SPHP adalah beras yang digelontorkan pemerintah untuk kelas menengah ke bawah, untuk mengendalikan harga beras.
“Beras Bulog ditukar dengan karung premium. Tadi sama Kepala Bapanas mengatakan, kalau ada tukar karung kita tukar (lapor) polisi, iya saya sepakat, tapi fungsi pengawasan Bulog bagaimana?” Rajiv dalam rapat dengar pendapat Komisi IV DPR, dikutip Kamis (6/2/2025).
Rajiv khawatir, jika pengawasan Bulog tidak berjalan dan tidak ada sanksi kepada pelaku pedagang beras nakal, maka akan mengganggu program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Saya khawatir swasembada pangan terganggu. Nanti ketika panen jangan sampai Bulog nggak bisa menyerap karena perilaku curang oknum pedagang, ujung-ujungnya harga gabah turun, gagal lagi swasembada pangan,” ujarnya.
Dia juga mengkritik Dirut Bulog Suparyono yang kerap beralasan dipanggil atau menemui presiden jika diundang rapat oleh DPR. Dia menegaskan, DPR sejalan dengan pemerintah.
“Jadi nggak usah banyak bilang dipanggil Pak Presiden, kita semua di sini bela Presiden, Pak,” kata Rajiv.
Masalah tukar karung Bulog mengemuka dalam RDP Kepala Bapanas dan BUMN Pangan dengan Komisi IV. Rajiv mengaku menerima video amatir dari salah satu pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang berisi aksi pengemasan ulang beras SPHP bulog ke dalam karung beras premium untuk dijual dengan harga yang lebih mahal.